Kamis, 01 November 2012

Istilah Raw Food Belum Populer di Indonesia

Salah satu menu makanan raw food
Seiring dengan berkembangnya gaya hidup yang lebih sehat, raw food diyakini akan mendapat tempat di tengah masyarakat.

Meski sering dikonsumsi dalam sejumlah makanan tradisional di Indonesia - lalapan, salad/selat, rujak ataupun karedok dan beberapa jenis makanan lainnya - istilah raw food ternyata belum terlalu populer dan mendapat perhatian serius dari masyarakat.


Konsep Raw food sendiri sejatinya adalah makanan mentah yang tidak dimasak lebih dari 45 derajat Celcius (118 derajat Fahrenheit) dengan cara digoreng, dibakar, dipanggang ataupun dengan cara pemanasan lainnya, termasuk juga soal tidak dimasak dengan cara-cara tertentu.

Bisa jadi, menyebut kata raw food mungkin masih terdengar sangat asing dan bakal menjadi bahan pertanyaan lanjutan bagi sebagian besar orang Indonesia yang mendengarnya.

Mengkonsumsi bahan makanan mentah seharusnya bukanlah sebuah soal yang berat untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Kekayaan kuliner Nusantara yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, pastinya mengenal beraneka ragam sayur ataupun buah mentah.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi yang ada di sebagian besar masyarakat Barat. Istilah raw food telah menjadi tren makanan sehat yang dinyatakan memiliki kekayaan nutrisi, vitamin, mineral dan lain sebagainya.

Konsep hidup yang sehat dan kembali ke alam ini, bahkan telah menyebar ke berbagai belahan dunia lainnya dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan.

"Gerakan makanan mentah telah tumbuh lebih cepat dari gerakan vegetarian, karena setiap orang tidak harus memberikan apa-apa kedalam makanannya. Mereka cukup mengkonsumsi makanan mentah. Semakin sering mereka makan, akan terasa lebih baik lagi," imbuh Cherie Soria, seorang pakar Raw Food dan pendiri Living Light Culinary Institute di Fort Bragg, Amerika Serikat dalam wawancaranya dengan laman rawguru. 

Masih belum terlalu dikenalnya konsep atau istilah raw food di kalangan masyarakat Indonesia, juga diakui oleh Chef Gatot Susanto.

Pria yang menjabat sebagai Executive Chef Hotel Aston Paramount Serpong ini, biasa menangani pesanan makanan raw food dari para tamu yang menginap di hotel tersebut.

Menurut dia, selama ini kebanyakan tamu lokal yang dilayaninya sangat jarang memesan makanan yang masuk dalam kategori raw food.

Uniknya, kalau disebutkan beberapa jenis makanan seperti smoothie, jus, salad, steak tartare (daging sapi mentah), Beef Carpaccio (irisan daging sapi mentah) ataupun Sashimi (irisan ikan mentah ditambah irisan sayuran segar), mereka mengakui pernah mencicipi makanan tersebut.

"Kebanyakan pemesan jenis makanan tersebut adalah ekspatriat atau orang asing yang memang telah mengenal konsep raw food itu sendiri. Mereka beranggapan, makanan raw food itu lebih segar dan memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik," tambah dia.

Dalam pengolahan makanan tersebut, Chef Gatot menyatakan diperlukan standar ekstra ketat karena terkait dengan faktor kebersihan, tekstur, rasa dan kesegaran makanan itu sendiri.

"Pastinya, semua koki yang menyiapkan makanan tersebut harus menggunakan sarung tangan dan peralatan standar dapur dalam mengolah makanan," tambah Chef yang memiliki spesialisasi Western dan Italian food ini.

Chef Gatot sendiri beranggapan bahwa sebagian masyarakat Indonesia sebenarnya memiliki sejumlah jenis makanan yang termasuk dalam golongan raw food.

Ia memberi contoh tentang makanan rujak, lalapan ataupun karedok yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah Jawa Barat.

Selain itu, masyarakat yang tinggal dikawasan pesisir juga sering menciptakan makanan yang berasal dari ikan mentah yang segar dan mirip dengan Sashimi.

Tak tertutup pula kemungkinan sejumlah daerah lainnya memiliki makanan yang sama, dengan penamaan berbeda. 

"Sebenarnya, masyarakat kita juga telah mengkonsumsi raw food. Namun, kebanyakan tidak menyadari kategori apa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsinya. Hal ini tentu berbeda dari kalangan masyarakat barat yang memang mempelopori hal itu," tambah dia.

Meski begitu, dia juga berkeyakinan bahwa konsep makanan ini lambat laut akan semakin dikenal dan mendapat tempat di kalangan masyarakat seiring dengan berkembangnya gaya hidup yang lebih sehat.

"Mungkin kalau sekarang masih belum terlalu dikenal. Tapi dalam waktu mendatang, bisa saja hal ini menjadi tren sendiri di kalangan pecinta makanan," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...