Kisah Kelam Ya’juj wa Ma’juj
Walau para ulama berbeda pandangan tentang sosok Ya’juj dan Ma’juj,
namun mereka semua sepakat bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah sekelompok
manusia seperti kita yang memiliki perangai tidak terpuji. Kemunculannya
merupakan salah satu pertanda akan datangnya hari kiamat.
“Kiamat itu tidak akan terjadi hingga kalian melihat sepuluh tanda, yaitu: dukhan, Dajjal, daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga khusuf (satu di timur, satu di barat, dan satu di Jazirah Arab), dan terakhir adalah api yang keluar dari ‘Aden (Yaman) yang menggiring manusia ke makhsyar.”(HR. Muslim)
Yang menjadi pertanyaan, apakah Ya’juj dan Ma’juj telah keluar? Jawabannya: Ya!, sebab sebagaimana telah disebutkan sebelumnya (dalam tulisan “Terungkapnya Sosok Zulkarnain Dalam Al-Qur’an”) bahwa Dinding Besi Darial Gorge tempat Ya’juj dan Ma’juj ditahan telah hancur lebur.
Hal ini sebenarnya juga sudah tersirat dalam hadits berikut:
Dari Zainab binti Jahsyin bahwa Nabi bangun dari tidurnya seraya berkata: “La ilaha illallah, celakalah orang-orang Arab, karena keburukan yang telah dekat. Telah terbuka pada hari ini dari dinding Ya`juj dan Ma`juj seperti ini.” – dan Sufyan (seorang perawi) melingkarkan tangannya dalam bentuk angka sepuluh – Kemudian saya (Zainab) berkata: “Ya Rasulullah, apakah kita akan binasa meskipun bersama kita ada orang-orang shalih?”. Beliau menjawab: “Ya, ketika al-khabats (kemaksiatan) semakin banyak jumlahnya”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad rahimahullahu dalam
Musnad-nya no. 26145, 26148; Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam
Kitab Ahaditsul Anbiya` no. 3346; Kitabul Manaqib no. 3598;
Kitab Ath-Thalaq secara mu’allaq; Kitabul Fitan no. 7059, 7135; Al-Imam
Muslim rahimahullahu dalam Kitabul Fitan wa ‘Asyrathus Sa’ah no.
7164-7168; Al-Imam At-Tirmidzi rahimahullahu dalam Kitabul Fitan ‘an
Rasulillah no. 2187; Al-Imam Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul
Fitan no. 3953.
Nah, pertanyaan sekarang siapakah yang dimaksud dengan Ya’juj dan Ma’juj?
Terjadi perselisihan apakah kedua nama ini berasal dari bahasa Arab
ataukah bukan. Yang berpendapat bahwa keduanya dari bahasa Arab, mereka
mengatakan bahwa keduanya berasal dari kata ajja (أَجَّ), yang berarti
berkobar. Atau dari kata ujaaj (أُجَاجٌ) yang berarti air yang sangat
asin. Atau dari kata al-ajj (الْأَجُّ), yang berarti melangkah dengan
cepat. Atau Ma`juj berasal dari kata maaja (مَاجَ) yang berarti
goncang. (Asyrathus Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 365-366)
Dalam kamus Lisanul-’Arab dikatakan bahwa kata Ya’juj dan Ma’juj berasal
dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul. Kata ajij artinya nyala
api. Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat.
Sejumlah ahli bahasa meyakini bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang
Cina. Ya’juj dan Ma’juj, menurut ahli lughah, ada yang menyebut isim
musytaq (memiliki akar kata dari bahasa Arab) berasal dari Ajaja an-Nar
artinya jilatan api. Menurut Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja, yaitu
kekacauan. Ma’juj berasal dari Mu’juj, yaitu Malaja.
Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya’juj dan Ma’juj bukan isim
musytaq, melainkan isim ‘ajam dan laqab (julukan). Ada pula yang
menyebutkan kata Ya’juj dan Ma’juj adalah dari bahasa Cina. Ya bermakna
Asia, Jou atau Zhou adalah benua (tempat tinggal) dan Ma adalah kuda.
Ya’juj adalah Benua Asia dan Ma’juj adalah bangsa berkuda.
Dari beberapa pengertian diatas, maka kita bisa menafsirkan bahwa Ya’juj
Ma’juj adalah suatu bangsa yang berasal dari Asia yang berdiam di
sekitar laut, yang mampu bergerak dengan sangat cepat dan mahir berkuda,
serta suka menimbulkan kekacauan.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan tentang
ciri-ciri Ya’juj Ma’juj. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad
rahimahullahu, dari bibinya, Ibnu Harmalah, dia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dalam keadaan
jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda:
“Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan menyala (terang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai”.
Apa yang dikatakan oleh hadits Rasulullah tentang ciri-ciri Ya’juj
Ma’juj diatas mirip dengan perkataan sejarawan Ammianus Marcellinus
tentang ciri-ciri bangsa Alan. Berikut perkataan Wikipedia:
Ammianus Marcellinus considered the Alans to be the former Massagetae: “the Alani, who were formerly called the Massagetae“ and stated “Nearly all the Alani are men of great stature and beauty; their hair is somewhat yellow, their eyes are terribly fierce“.
Danau Thabariyah
Ada hal menarik dari asal kata Darial Gorge, tempat Ya’juj dan Ma’juj pernah dikurung yang berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans (Alani) di Persia.
Berdasarkan materi arkeologi, Alans adalah salah satu suku nomaden dari
Iran yang mulai memasuki era Sarmatian antara pertengahan abad ke-1 dan
abad ke-2. Nama“Alani” muncul pada waktu yang hampir bersamaan di
geografi Yunani-Romawi dan sejarah dinasti Cina.
Suku Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1
dan dijelaskan sebagai orang yang suka berperang. Mereka sering
menyerang kerajaan Persia
dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran Romawi. Bangsa Alan dikenal
sangat pandai berkuda serta memiliki pergerakan yang sangat cepat dalam
menyerang lawan-lawannya.
Dalam bukunya yang berjudul Yas’aluunaka Min Zulkarnain, Abul Kalam Azad menyebut suku Scythia/Schytian dengan “Sitahin”. Ia mengatakan bahwa pada tahun700 SM,
muncul suku Sitahin diatas panggung sejarah. Mereka menyerang
daerah-daerah di Asia Barat, salah satunya adalah serangan yang terjadi
pada 620 SM. Mereka melewati celah Darial di Pegunungan Kaukasus sebagai
tanda bahwa barisan depan dari pasukan yang kejam itu sampai di Ninoi
(Ninive), mereka memusnahkan Azerbaijan, Mazandran, Jailan, dan
Kurdistan.
Apa yang dikatakan sejarawan timur, Abul Kalam Azad menunjukkan bahwa
Alans/Schythians rupanya sudah muncul sebelum milenium ke-1, yakni pada
tahun 700 SM. Pendapat ini diperkuat dalam sumber-sumber Assirian yang
menyebut nama Scythian dengan istilah Ishkuza = Ish-Oguz pada 650 SM.
Sebelum berhasil keluar dari Dinding Besi dan menginvasi Media, dulunya
pada awal abad ke-1 Alans memiliki tanah yang diduduki di sekitar Laut Azov, sepanjang Sungai Don.
Setelah berhasil keluar dari Dinding Besi, kekuasaan Alans/Schytians
semakin meluas dengan pesatnya. Mula-mula, mereka menginvasi Media dan
Armenia.
Sejarawan Yahudi kontemporer, Josephus, mengatakan dalam bukunya berjudul “Perang Yahudi” bagaimana Alans (yang ia sebut sebagai suku “Scythian“) yang tinggal dekat Laut Azov, menyeberangi Gerbang Besi untuk menjarah dan mengalahkan tentara Pacorus, raja Media, dan Tiridates, Raja Armenia, dua bersaudara dari Vologeses I.
Dari perkataan Josephus diatas jelas Gerbang Besi telah bobol (walau belum hancur total).
Disini ada sisi menarik yang dikatakan sejarawan bahwa serangan ke Media dan Armenia pada tahun 35 Masehi adalah atas dorongan Tiberius, penguasa Romawi di daerah Yahudi. Apa yang dikatakan sejarawan sinkron dengan apa yang dikatakan dalam hadits berikut:
“Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut. (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Danau Thabariyah mempunyai banyak nama, diantaranya adalah Danau Galilee dan Danau Kinneret. Nama Galilee dan Kinneret berasal dari Alkitab. Berikut perkataan Wikipedia:
“Nama modern, Kinneret, berasal dari Perjanjian Lama atau Ibrani Tanakh “Laut Kineret” dalam Bilangan 34:11 dan Yosua 13:27, dan dieja “Kinerot” di Joshua 11:02.Nama ini juga ditemukan dalam naskah Ugarit, di Epic Aqhat . Kineret telah terdaftar di antara “kota yang berkubu” di Yosua 19:35 . Nama Kinneret mungkin berasal dari kata Ibrani: kinnor (”harpa” atau “kecapi”), dalam pandangan bentuk danau.
Dalam Perjanjian Baru istilah “Laut Galilea” digunakan dalam Injil Matius 4:18; 15:29, dengan Injil Markus 1:16; 07:31, dan dalam Injil Yohanes 6:01 sebagai “Laut Galilea”, yang merupa-kan “Laut Tiberias”, nama akhir abad pertama. Laut Tiberias juga merupakan nama yang disebutkan dalam teks-teks Romawi dan dalam Talmud Yerusalem, dan diadopsi ke dalam bahasa Arab sebagai Buhairet Tabariyya (بحيرةطبريا).
Semua penulis Alkitab menggunakan istilah “laut” (Ibrani yam atau Yunani thalassa ) kecuali Injil Lukas, ditulis untuk Teofilus Makedonia, di mana hal itu disebut “Danau Genneseret” di Lukas 05:01 , dari bahasa Yunani λίμνην Γεννησαρέτ ( Limnen Genneseret ), “bentuk grecized dari Kineret” menurut Easton, yang mengatakanGenneseret berarti “taman kekayaan”. Talmud Babilonia, serta Josephus Flavius menyebutkan laut dengan nama “Laut Ginnosar”; nama setelah dataran subur kecil Gennesereth yang terletak di sisi barat.”
Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas al-Hadits an-Nabawi mengatakan, dalam
bahasa Arab, kata Thabar berarti melompat atau bersembunyi.
“Tiberia merupakan nama danau dan kota di utara Palestina,” ujar Dr
Syauqi Abu Khalil. Tepatnya, terletak di dekat Dataran Tinggi Golan di
sebelah utara Palestina, di Lembah Celah Besar Yordan yang memisahkan
Afrika dan patahan Arab. Saat ini, wilayah tersebut termasuk daerah
kekuasaan Israel.
Sebenarnya, sebagian wilayah Danau Tiberia masuk juga ke dalam wilayah
Suriah. Namun Zionis memaksakan Sekutu (Inggris dan Prancis) memasukkan
seluruh wilayah Danau Tiberia ke dalam wilayah Palestina sewaktu
Palestina berada dalam kendali Inggris setelah mengalahkan Turki Ottoman
tahun 1917.
Berikut perkataan Wikipedia:
“In 1917, the British defeated Ottoman Turkish forces and took control of Palestine, while France took control of Syria. In the carve-up of the Ottoman territories between Britain and France, it was agreed that Britain would retain control of Palestine, while France would control Syria. However, the allies had to fix the border between the British Mandate for Palestine and the French Mandate of Syria. The boundary was defined in broad terms by the Franco-British Boundary Agreement of December 1920, which drew it across the middle of the lake. However, the commission established by the 1920 treaty redrew the boundary. The Zionist movement pressured the French and British to assign as many water sources as possible to Palestine during the demarcating negotiations. The High Commissioner of Palestine, Herbert Samuel, had sought full control of the Sea of Galilee. The negotiations led to the inclusion into the Palestine territory of the whole Sea of Galilee, both sides of the River Jordan, Lake Hula, Dan spring, and part of theYarmouk. The final border approved in 1923 followed a 10-meter wide strip along the lake’s northeastern shore, cutting Syria off from the lake.”
Pada abad pertama sejarawan Flavius Josephus sangat terkesan dengan Danau Galilee sehingga ia mengatakan: “Orang bisa menyebut tempat ini ambisi Alam”.
Danau Tiberia mempunyai panjang sekitar 25,5 kilometer dan lebar 12
kilometer. Dengan luas total 166 meter persegi, danau ini menjadi danau
air tawar terluas di Israel. Danau ini juga menjadi danau kedua terdalam
setelah Laut Mati, yaitu dengan kedalaman 43 meter. Namun perkembangan
terakhir menunjukkan bahwa kedalaman Danau Tiberia berada pada tingkat
yang memprihatinkan, akibat banyaknya penggunaan air dan musim kemarau
panjang.
Wikipedia mengatakan: “Increasing water demand and dry winters have resulted in stress on the lake and a decreasing water line to dangerously low levels at times. The Sea of Galilee is at risk of becoming irreversibly salinized by the salt water springs under the lake, which are held in check by the weight of the freshwater on top of them”.
Menurut Alkitab, banyak dari pekerjaan Yesus Kristus
terjadi di pantai Danau Galilea. Pada abad pertama tercatat ada
perkembangan pemukiman yang terus menerus di sekitar danau dan banyak
perdagangan serta perjalanan hilir mudik dengan perahu. Injil Markus (terutama Markus 1:14-20), Injil Matius (terutama Matius 4:18-22), dan Injil Lukas (terutama Lukas 5:1-11) mencatat bahwa Yesus memanggil empat dari 12 murid utama-Nya di antara para penangkap ikan yang tinggal di tepi pantai danau ini: Simon Petrus dan saudaranya Andreas, dan dua bersaudara putra Zebedeus, Yohanes dan Yakobus. Salah satu pengajaran Yesus yang terkenal, yaitu Khotbah di Bukit, diyakini diucapkan di atas bukit yang terletak di tepi danau. Banyak mujizat-Nya juga terjadi di danau Galilea, antara lain Yesus berjalan di atas air, menenangkan angin ribut, penangkapan ikan dalam jumlah besar, dan memberi makan 5000 orang (dipercayai terjadi di tempat yang sekarang bernama Tabgha).
Geografer Arab, Al-Muqaddasi, mengatakan bahwa dulunya Tiberia merupakan ibu kota Provinsi Yordania dan kota di Lembah Kanaan.
“Kotanya sempit, panas ketika musim panas, dan sangat tidak sehat. Di
sana terdapat delapan sumber mata air panas dan tidak memerlukan bahan
bakar, dan kolam dengan air mendidih tak terhitung
banyaknya”, ujarnya. Menurut Al-Muqaddasi, ketika dikuasai peradaban
Islam, di kota itu terdapat masjid yang luas dan indah yang berdiri di
pusat perdagangan. Lantainya dari kerikil dan batu yang disusun rapat.
Di zaman kekuasaan Islam, kata dia, orang-orang yang menderita kudis
atau borok dapat datang ke Tiberia dan berendam di air panas selama tiga
hari. “Setelah itu, lakukanlah pada musim semi ketika airnya dingin.
Maka, mereka menjadi sembuh”.
Perjalanan Bangsa Alan
Pada tahun 150 M, para Alans bergabung dengan Yancai [yang terletak
diantara Laut Hitam dan Kaspia]. Gabungan Alans dan Yancai ini pada
akhirnya membentuk kerajaan yang dikenal dengan nama Alanliao. Ke
barat, kerajaan mereka berbatasan dengan Da Qin
[wilayah Kekaisaran Romawi], ke arah tenggara berbatasan dengan Kangju.
Mereka mengendalikan semua jalan di sepanjang rute perdagangan
melintasi Laut Hitam, Laut Kaspia dan Laut Aral.
Pada pertengahan abad ke-2, Alans dikalahkan oleh tentara Romawi di
bawah kepemimpinan Marcus Aurelius. Namun justru disini kedudukan Alans
semakin kuat. Mereka kawin-mengawin dengan suku-suku Sarmatian lainnya
dan membentuk satu-kesatuan yang solid. Banyak dari Alans (sekitar 8000
orang) yang diambil sebagai pasukan Romawi untuk menginvasi Eropa.
Karena kemahirannya dalam berkuda dan memanah, salah satu diantara
para Alans dipercaya sebagai panglima di Legion VIVictrix yang bertugas
di Inggris. Legiun ini sebagian besar juga diisi oleh para Alans. Nama
panglimanya adalah Lucius Artorius Castus setelah berganti nama. Setelah
pensiun dari tugas mereka di Inggris, banyak diantara mereka menetap di
dekat desa Lancashire dari Ribchester, yang dikenal pada zaman Romawi
sebagai Bremetennacum Veteranorum. Dan populasi mereka di Inggris
semakin lama semakin banyak.
Pada tahun 210 M Dacia diduduki oleh Alans, sehingga sejak saat itu
daerah di sekitar Sungai Danube menjadi derah yang sangat rawan dan
berbahaya.
Pada tahun 225 M, Alans bergabung dengan Hun menjadi bagian dari
Kangju, namun akhirnya keluar dan bersekutu dengan Raja Armenia Xosrov I
melawan Persia. Keluarnya Alans dari Kangju menyebabkan bangsa Hun
sakit hati.
Pada tahun 235-238 M, Pemerintahan Maximinus yang merupakan keturunan
Alan memerintah Romawi. Pada 273 M perluasan wilayah pengaruh Sassanian
Persia sejauh “Gerbang Alans” (Darial) di bawah Sabuhr I.
Pada tahun 274 M Alans merebut Palmyra dan Galia. Pada tahun 300 M, para
Alans membentuk koloni yang kuat akibat kemenangan demi kemenangan yang
mereka raih. Sejarawan mengatakan: “by 300, Ammianus, XXXI, 2, 12:
Alans “by repeated victories incorporated under their own national name
Geloni, Agathyrsi, Melanchlaeni, Anthropophagi, Amazons, and Seres”,
showing a leadership of powerful state by Ammianus time”.
Pada tahun 330 M, Alans bersekutu dengan Sanesan, Raja Massagetae; untuk
melawan Raja Xosrov II dari Armenia. Sepertinya disinilah (gabungan
antara Alans dan Massagetae), nama Schythians semakin dikenal. Pada
tahun 351 M, Alans bersekutu dengan Raja Arsak II melawan Persia.
Pada tahun 360 M bangsa barbar Cina, Hun melintasi Sungai Volga dan
menyerang Alans. Sebagian dari Alans mundur ke Kaukasus, sebagian
diserap dalam Hun, dan sebagian lagi mundur ke Donets. Pada penyerangan
ini, Alans yang telah menjadi bagian dari Hun menaklukkan Bulgaria. Pada
akhirnya, suku Alans dan Hun bergabung dan membentuk konfederasi Hunnic
(Hunno-Alanic). Mereka mengontrol Pontic, Tanais, dan stepa Caspia.
Sebenarnya dalam literatur China sejak abad ke-3 SM Alans terdaftar sebagai salah satu dari empat suku Hun, selain Xu-la, Hiu-bu, dan Siu-lin. Alans sendiri disebut sebagai Lan dalam literatur Cina. Jadi sebenarnya Alans termasuk Hun juga.
Pada tahun 376, Hunnic mengalahkan Vestgoths dan Ostrogoth dalam invasinya ke Eropa. Pada tahun ini, Alans-Hun (Hunnic) kawin-mengawin dengan bangsa-bangsa Eropa. Sejarawan mengatakan “With
Ermanaric’s Ostrogoths, Hun’s Bülümar (Balamber) acquired not only
Alans, but other Ostrogoth subjects. Jordanes: “thirteen peoples which
the Amalung ruler Ermanaric conquered in north: Golthescytha (Goths
Scyths), Thiudos (Germ. People), Inaunxis?, Vasinabroncae?, Merens
(Merya,), Mordens (Mordvins), Imniscaris?, Rogas (Germ.), Tadzans?,
Athaul (Türk. Atagul=Archers), Navego?, Bubegenes?, Coldas”, plus
Heruli, Aesti and Venethi, numerous people Taifali who before 370 held
Oltenia and western part of Muntenia. In Gaul Taifali, probably Türkic,
and Sarmatians were settled together”.
Pada tahun 377-378 M, aliansi Hun dan Alans dikenal sebagai barbar di
Moesia. Pada tahun 378 M, anak tertua dari Hun Bulyumar (Balamber)
menyeberangi Danube dan dengan Visigoth, Ostrogoth dan Alans mengalahkan
tentara Byzantium dekat Andrianopole, sehingga Valeria, provinsi paling
timur Pannonia, dibanjiri oleh Goth, Hun, dan Alans. Pada akhirnya
gabungan Goth, Hun, dan Alans menguasai Pannonia setelah menyerang
Gratian dan membunuh Kaisar Valens di Konstantinopel. Namun pada tahun
379 M, Kaisar Theodosius mengalahkan mereka. Pada tahun 380 M, Kaisar
Theodosius berhasil membujuk Goth menjadi bagian dari Romawi. Sementara
sebagian Alans memilih untuk bergerak ke utara. Banyak dari Alan, Hun,
dan Gothic menjadi bagian dari tentara Romawi di bawah Kaisar
Theodosius.
Pada tahun 402 M, penguasa Western Empire, Stilihon bersekutu dengan Hun
dan Alans, yang membantu Stilihon untuk melawan serangan suku Jerman.
Pada tahun 406 M, Alans bergabung dengan Vandal dalam menginvasi Galia
(Prancis). Dari tahun 360-398 M, nama Hun dan Alans selalu ditempatkan
bersama oleh sejarawan. Namun mulai tahun 406 M, nama Hun mulai memudar,
dan para sejarawan lebih sering menyebut kata Alans.
Pada tahun 407 M, para Alans yang berada di Inggris dan Prancis menikah dengan penduduk setempat. Sejarawan mengatakan “In 407 AD, Alans
settled extensively north of Loire river, once called Armorica, now
called Brittany. Alans arrived at about same time as Celtic Britons were
fleeing to France after Saxon takeover of England. Alans and Celtic
Britons intermarried extensively. Legacy of Alans includes French name
“Alain” and its many variations, and cultural foundation of chivalric
warfare (armored knights on horseback)”. Dari sinilah muncul istilah Anglo-Saxon. Jadi negara-negara yang disebut Anglo-Saxon memiliki nenek moyang yang berasal dari bangsa Alan.
Wikipedia mengatakan Anglo Saxon merupakan negara-negara berbudaya khas
dan berbeda sejarah sosial budaya dengan negara-negara di daratan Eropa
Barat lainnya yang disebut kontinental. Inggris, Irlandia, Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang disebut sebagai Anglo-Saxon. Sementara keturunan Alan di Prancis dapat ditandai dari nama mereka, Alain.
Pada tahun ini juga (407 M), gabungan Alans, Suebi, dan Vandals
menginvasi Gaul. Pada tahun 409 M, Alans dan Vandal bergerak dari Gallia
ke Spanyol. Mereka menerobos Semenanjung Pyrenean, dimana mereka
membentuk Negara Alanian. Alanian ini rupanya tidak hanya dihuni oleh
Alans, tapi juga oleh Vandal dan Sueves yang ikut andil dalam invasi. Pada akhirnya ketiga suku tsb saling kawin-mengawin.
Pada tahun 418 M, Westgoths mengalahkan Alans di Alanian. Raja Alanian
di Spanyol, Addac tewas dan dibunuh oleh Vallia di Gibraltar. Pada tahun
ini, banyak dari Alans lari dan bergabung dengan Kerajaan Vandal. Pada tahun 424-471, keluarga Alan Flavius yang keturunan Alans menunjukkan pengaruh besarnya di Byzantium.
Pada tahun 429 M, Raja Vandal dan Alans membentuk kerajaan bersama di Afrika Utara, termasuk Mesir. (hmm…
bisa dibayangin deh kalau dua suku paling barbar di dunia bergabung
menjadi satu. Alans dari timur, dan Vandal dari barat. Pernah dengar
khan istilah vandalism yang merujuk pada tindakan barbar dan sadis.
Istilah tsb diambil dari nama suku Vandal yang memang terkenal kejam)
Pada 454 M, terjadi pertarungan paling brutal dalam sejarah; dimana
beberapa suku barbar terlibat di dalamnya, yaitu Goth, Gepids, Rug,
Swev, Hun, Alan, dan Gerule. Sejarawan Jordanes mengatakan “You
could see Goth with lances, Gepids with mad with sword, Rug breaking
spears in his wounds, and Swev bravely acting with bat, and Hun with
arrow, Alan with heavy, Gerule with light weapons”.
Pada tahun 455 M, para Alans yang ditundukkan anak-anak Attila
(keturunan Hun dari Eropa) lari dan menetap di Scythia Minor dan
Moesia yang dikuasai oleh suku Alans lainnya.
Pada tahun 456 M, pembelotan dari Alans yang bersekutu dengan Visigoth selama pengepungan Vasatae (Aquitaine).
Pada tahun 468-469 M pecah pertempuran di Danube antara Hun dan
Byzantium. Byzantium yang terdiri dari tentara bayaran dari Slavia dan
Alans diperintahkan oleh Aspar, yang ayahnya adalah seorang Alan.
Sejarawan mengatakan “in some respect Danube war of 468 - 469 was a
war of Alans and Ants against their former masters, Huns.”
(G.V.Vernadsky). After Byzantian victory Huns left Dacia and Bessarabia.
These provinces opened for Slavic colonization”. Disini Byzantium mengalahkan Hun, dan keturunan mereka dari Alans berhasil menguasai Slavia, dan kawin dengan suku Slavia.
Pada tahun 477-484 M, Huneric naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alans.
Pada tahun 530-533, Gelimer naik tahta sebagai Raja Vandal dan Alans.
Pada tahun 534 M, Kerajaan Vandal di Afrika ditaklukkan oleh Belisarius.
Pada tahun 561 M, antara Romawi (Justinian) dan Persia (Husrav
Anosruvan) berdamai dengan tujuan untuk menjaga ketat Byzantium dan
Darial Darband dari serangan bangsa Alans dan Hun.
Pada tahun 710 M, sebelum aksesi sebagai Leo III dari Byzantium, Leo Isaurian dikirim pada misi diplomatik untuk menyuap para Alans dalam memutuskan hubungan dengan kerajaan Abasgia yang pro Muslim. Misi tersebut terbukti sukses. Pada tahun 720-722 M, Alania diserang oleh pasukan Umayyah, Khalifah
Umar II. Pada saat itu, para Khazar datang untuk membantu mereka di
bawah seorang kepala suku yang disebut Barjik. Bersama-sama, kedua
bangsa (Khazar dan Alans) mendorong keluar kaum muslimin, dan Khazar
kemudian mendirikan benteng di beberapa daerah.
Pada tahun 728 M, pemimpin lain dari Dinasti Umayyah
menembus benteng yang dikenal sebagai Gerbang Alans dan menghancurkan
wilayah dari Kaukasus Utara. Pada tahun 736 M, sekali lagi, Kerajaan Islam
mengirimkan kekuatan ke dalam tanah Alans yang berhasil menghancurkan
benteng-benteng di sana. Pada tahun 758 M, serangan serius oleh Kerajaan
Islam terhadap Alania terjadi. Dan Kerajaan Islam menguasai Gerbang
Alans untuk beberapa lama. Disini para Alans banyak yang melarikan diri
dan bergabung dengan Kerajaan Khazar.
Pada tahun 888 M, Alan I; keturunan suku Alans menjadi Raja Inggris. Pada tahun 900 M, para Alans dan Khazar bergabung bersama untuk mengalahkan Byzantium. Pada tahun 930 M, Khazars bersekutu dengan Alans, dan mengadopsi Yudaisme sebagai agama, serta mengatur pernikahan dinasti.
Pada tahun 920-960 M, setelah pemberontakan oleh Alans, raja Byzantium
ditangkap. Mereka meninggalkan agama Kristen pada saat yang sama, dan
mengusir misionaris Byzantium. Dominasi Khazar atas mereka diperbarui sampai runtuhnya kerajaan yang terakhir.
Pada tahun 943-956 M, Raja Alans dan Raja Avar beraliansi. Pada tahun
965 M, penghancuran kekaisaran Khazar dan kekalahan Alans dan
Circassians oleh Rus, pangeran Svyatoslav Kyiv.
Pada tahun 1032-1033 serangan dan tipu muslihat dari Alans dan Avar terhadap daerah-daerah Muslim di Timur Transcaucasia, seperti Sarwan dan Darband mengalami kegagalan.
Pada tahun 1050-1055 Kaisar Constantine IX Monomachus dan putri raja
Alania terlibat perselingkuhan, dan melahirkan anak-anak hasil
perzinahan. Pada tahun 1062 M, terjadi pernikahan antara Raja Georgia
Bagrat IV dengan Putri Alan, Borena.
Pada tahun 1062-1065 M para Alan melakukan serangan melalui Darial terhadap Saddadid, emirat Arran (Timur Transcaucasia).
Pada tahun 1066 M, di Bretons banyak keturunan Alanic bergabung dengan William
Sang Penakluk dalam penaklukan Inggris, kontribusi taktik militer
diwarisi dari leluhur mereka, dan kemudian menyebarkan pengaruh genetik
mereka di seluruh Inggris ke Skotlandia dan di tempat lain. Salah satu
frekuensi tertinggi haplotype R1b 35 di mana saja di database Y-STR
adalah salah satu sampel dari Paris, Perancis, berdekatan dengan Normandia, dan bahkan lebih dari itu, diantara
Amerika keturunan “Cajun”. ”Cajun” sebenarnya merupakan kontraksi
sehari-hari dari kata “Acadian” (sekarang Nova Scotia dan New Brunswick,
dan bagian utara Maine). Mayoritas dari pemukim awal Perancis-Kanada adalah dari Acadia dan Quebec adalah Norman atau asal Breton. Banyak keluarga Skotlandia yang menunjukkan penanda DYS393 = 12yang berarti merupakan keturunan dari Alans yang tiba dengan Normandia, sejak Sarmatians yang datang dengan Roma.
Pada tahun 1072 M, terjadi pernikahan antara Maria Alania (keturunan Alans) dengan kaisar Byzantium, Michael VII Duca Parapinaces. Begitu pula Raja Georgia, George III dengan putri Alania, Burduhan. Pada tahun 1116 M, terjadi pernikahan Yaropolk, putra Vladimir II Monomah Kyiv, dengan putri Alan.
Pada tahun 1160-1173 Benjamin dari Tudela melakukan perjalanan, dan menemukan bukti adanya komunitas Yahudi di Alania. Pada tahun 1175 M, seorang Alans bernama Küchük Anbal (yang berarti Turk kecil atau anak selir)
membunuh Pangeran A. Bogolubsky. Pada tahun 1185 M, tentara bayaran
Tesalonika dari Alan menaklukkan Normandia-Sisilia. Pada 1239 M, terjadi
asimilasi Alania ke Ulus Juchi.
Pada tahun 1193 – 1223, David Soslan (Pangeran Alans) menikahi Ratu Tamar dari Georgia dan menjadi rekan-penguasa. Aturan dari Alans selanjutnya diteruskan ke Vladislav. Pada 1223, Georgia disubordinasikan oleh Mongol, tetapi keturunan Thamar dan David bertahan dan terus memasok Georgia dengan raja sampai abad kesembilan belas.
Pada tahun 1243-1269 pernikahan Raja Georgia Raja Davit VII Ulu (Turk. “David Uĝlu = Besar”) dengan putri Alan bernama Altun (Turk. “Emas”). Pada 1263-1264 dilaporkan adanya pemukiman Alan di Crimea.
Pada tahun 1304 bentrokan terjadi antara tentara bayaran Alanian
dengan Catalan Grand Company di tanah Kekaisaran Byzantium.
Pada 1310-1323 tercatat tiga puluh ribu Alans dalam pelayanan Kaisar
Mongol Yuan di China. Pada 1314-1346 kekalahan dan pengusiran Alans dari
Georgia oleh raja Georgi V Mulia. Pada 1318, kehadiran Alans (Yasses/Jasses) di Hungaria terdeteksi untuk pertama kalinya. Pada 1322 Alans membantu Bulgaria dibawah Tsar George II Terter, dalam menahan gempuran Byzantium terhadap Philippopolis.
Pada 1329, kematian Saif al-Din Bahadur, membuat Alan Mamluk (seorang Alans) menjadi terkenal di Mesir. Pada 1336-1353 Kaisar Mongol Togon Temur mengirim delegasi lima Pangeran Alan di Cina untuk Paus Benediktus XII.
Pada tahun 1300-an, para Alans dikuasai oleh Tar-Tar dan bergabung
bersama mereka dibawah kepemimpinan Toqtamish Khan. Namun pada
tahun 1395, Persia dibawah Timurleng (Tamerlan) mendapatkan kontrol
derah Kaukasus, dan membantai Alans dalam jumlah masif. Para korban
terfragmentasi, didorong lebih jauh ke selatan Kaukasus, mulai
mengintegrasikan diri dengan penduduk asli dan akhirnya kembali muncul
sebagai proto-Ossetia. Mereka membentuk menjadi dua kelompok, Digor dan Iron (Besi).
Yang unik disini adalah perkataan iron (besi). Sepengetahuan saya, tak
ada satupun sejarawan yang pernah mengungkapkan, mengapa sebagian orang
Ossetia mengatakan dirinya sebagai “Bangsa Besi (Iron People)”, dimana bahasa mereka dikenal juga dengan sebutan “Bahasa Besi (Iron Dialect)”. Saya menduga istilah tsb muncul, karena mereka pernah dikurung dalam Dinding Besi Darial Gorge yang dibuat oleh Zulkarnain.
Pada tahun 1767, daerah Alans jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan
Rusia. Mereka umumnya dikonversi ke gereja Ortodoks Rusia, dan dalam hal
identitas mereka membentuk Ossetia yang berbasis di Georgia saat ini dan berbatasan dengan Republik Rusia. Mereka adalah salah satu wakil yang tersisa dari Scythians kuno dan Sarmatians.
Beberapa kota dengan nama yang mungkin terkait dengan ‘Alan’, seperti: Allainville,Allaines, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Eure-et-Loir , dan Les Allains, serta Eure
mencermikan bukti keberadaan mereka di Eropa. Begitupun dengan nama
hewan seperti Alaunt dan Alano, yang secara historis telah digunakan
untuk sejumlah ras anjing di beberapa negara Eropa diperkirakan turun
dari anjing asli dari Alans. Alaunt/Alano dikenal di Eropa sebagai jenis
anjing yang sangat pandai berburu dan berkelahi.
Ya’juj Ma’juj Masa Kini
Dari rentetan mengenai sejarah bangsa Alan, maka ada beberapa sifat
buruk dari mereka yang kita dapat; yaitu bahwa mereka gemar berperang,
suka menipu, dan berusaha untuk kawin dengan orang berpengaruh.
Namun ada satu hal dari Alans yang membuat kita merasa was-was,
yakni bahwa mereka telah banyak memiliki keturunan dimana-mana. Jadi
rupanya jumlah mereka banyak dan telah menyebar hampir di berbagai
penjuru bumi. Walau mungkin tidak semua dari mereka memiliki perangai
buruk seperti nenek moyang mereka, namun hal ini tidak boleh membuat
kita lengah dan tidak waspada.
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam:
Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil matanya, dan menyala (pirang) rambutnya. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai”. (HR. Ahmad)“Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia. Dan tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya seribu atau lebih.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath)
Jika kita melihat hadits Nabi diatas, maka ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang
bermata kecil dan berambut terang (pirang) tampaknya mengacu pada
perpaduan antara orang Asia dan Eropa. Ciri-ciri ini pada masa kini
sepertinya tidak pernah kita jumpai, terkecuali pada orang-orang Asia
Timur yang sengaja mengecat rambutnya dengan warna blonde. Saat ini yang paling mendekati ciri-ciri itu hanyalah orang-orang Asia Tengah pecahan eks Uni Soviet, seperti Kazakhstan, Kyrgyzstan,
Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Sejarawan mengatakan bahwa
ciri-ciri tsb hanya banyak dijumpai pada orang-orang Kaukasoid masa
lalu, dimana wilayahnya memang dikenal dengan nama Eurasia (Eropa-Asia).
Walau demikian, ada petunjuk bagus mengenai ini. Pada tanggal 7 November 2007, di Sekolah Tinggi Jokela di Jokela-Tuusula,
Finlandia, terjadi penembakan oleh mahasiswa berusia 18 tahun bernama
Pekka Eric Auvinen, yang menewaskan 8 orang dan melukai 1 orang. Eric
Auvinen sendiri bunuh diri dengan cara menembak dirinya di
kepala. Menurut manifestonya, motivasinya adalah keterasingan dan
penghinaan bagi umat manusia. Dalam videonya di youtube dengan akun
bernama “Sturmgeist89”, ia mengatakan: “Saya, sebagai pemilih alami,
akan menghilangkan semua yang saya lihat tidak layak, termasuk ras
manusia yang merupakan kegagalan dari seleksi alam”. Ia juga sempat berkata: “I am the law, judge, and executioner. There is no higher authority than me. I’m a god-like atheist”. “Sturmgeist“ berarti semangat badai dalam
bahasa Jerman. Semua video Eric Auvinen dihapus oleh youtube, namun
sebagian diantaranya ada yang berhasil diupload ulang oleh orang lain.
Kurang dari satu tahun setelah pembantaian sekolah Jokela, tepatnya
pada tanggal 23 September 2008; penembakan sekolah lain terjadi di Kauhajoki-Finlandia, di mana seorang pria bersenjata menembak dan menewaskan 10 orang sebelum membunuh dirinya sendiri.
Kejadian tersebut berlangsung di Universitas Seinäjoki oleh seorang
mahasiswa kampus tsb yang berusia 22 tahun bernama Matti Juhani Saari.
Di asrama kampusnya, ia meninggalkan dua catatan, yang mengatakan: “Saya benci umat manusia”; “Solusinya adalah Walther 22” (jenis pistol yang digunakannya untuk membunuh). Seorang juru bicara polisi berkomentar: “Saari
meninggalkan catatan dengan mengatakan bahwa ia memiliki kebencian bagi
umat manusia, untuk seluruh umat manusia, dan bahwa ia telah memikirkan
apa yang ia akan lakukan selama bertahun-tahun. Catatan tsb juga menunjukkan bahwa dia sangat gelisah dan membenci segala sesuatu”. Saari
juga sempat memposting video pada situs jejaring sosial, di mana ia
menunjuk pistol pada kamera dan berkata dalam bahasa Inggris: “Kamu akan mati berikutnya”, diikuti dengan menembakkan empat tembakan ke arah kamera.
Yang menarik, ciri-ciri dari Eric Auvinen dan Matti Juhani Saari ini
persis seperti yang dikatakan oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam. Berikut gambar wajah dari Eric Auvinen dan Matti Saari:
Yang tak kalah menarik, baik Eric Auvinen maupun Matti Saari berasal dari negara yang sama, yakni: Finlandia.
Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1976 oleh Random House, New York, berjudul: The thirteenth tribe - The Khazar Empire And Its Heritage (Suku Bangsa Ketiga Belas – Kekaisaran Bangsa Khazar dan Warisannya); Arthur Koestler mengatakan bahwa Bangsa Khazar terdiri dari campuran bangsa Mongol, Turki, dan Finlandia.
Bangsa Khazar dulunya dikenal sebagai bangsa barbar. Pada abad ke-5,
bangsa Khazar berada diantara gerombolan perusak Attila, bangsa Hun.
Sekitar tahun 550 M, bangsa Khazar yang nomadik mulai menetap di wilayah
sebelah Utara Kaukasus antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Ibukota
kerajaan Khazar adalah Itil dibangun dihulu Sungai Volga yang mengalir
ke Laut Kaspia, dalam rangka mengontrol lalu lintas sungai. Bangsa
Khazar kemudian memungut pajak dalam jumlah besar setiap muatan yang
melintasi Itil di Sungai Volga . Mereka yang menolak, diserang dan
dibantai.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa pada tahun 930 M, Bangsa
Khazar mengatur pernikahan dinasti dengan Bangsa Alan; yang berarti
bahwa keturunan Bangsa Khazar pada masa kini juga merupakan keturunan
dari Bangsa Alan (ya’juj ma’juj pada masa lalu).
Menarik untuk dicermati bahwa gabungan dari bangsa Alan dan Khazar
memilih Yudaisme sebagai agama, padahal mereka merupakan penganut
paganisme (menyembah berhala). Alasannya jelas karena agama Yahudi lebih
dapat diterima di dunia internasional. Mereka tidak mungkin mengakui
bahwa diri mereka adalah penyembah setan, karena jika ini mereka
lakukan, maka mereka akan dimusuhi dan dikucilkan dari dunia
internasional. Lantas, mengapa mereka memilih Yudaisme, bukan Kristen
atau Islam?. Sebab mereka memang memiliki darah Yahudi. Baik kerajaan
Alania maupun Khazaria tercatat dalam sejarah merupakan salah satu
tempat bermukim bagi bangsa Yahudi selama masa diaspora. Bahkan
kemungkinan besar para rahib Yahudi beserta keturunan dan pengikutnya
lebih memilih berdiam di Alania dan Khazaria, sebab pada dasarnya mereka
adalah pengikut iblis yang suka memutarbalik perkataan Taurat dan Injil
sesuai kehendak mereka. Keyakinan mereka tentunya sepaham dengan suku
Alan dan Khazar yang juga adalah pengikut setan. Oleh sebab itu, jangan
heran jika mereka dapat mengetahui dengan jelas tentang Yudaisme dan
sejarah bangsa Yahudi.
Pada akhirnya keturunan Alan-Khazar-Yahudi dikenal dengan nama Yahudi Ashkenazi, dimana sebelum-nya mereka juga dikenal dengan istilah ras Arya. Mereka inilah Ya’juj Ma’juj masa kini.
Walau demikian, tak semua Yahudi Ashkenazi memiliki perangai yang buruk
dan jahat. Ada juga sebagian kecil diantara mereka yang tetap
melaksanakan ajaran Taurat dan Injil secara konsekwen. Maka dari itu,
disini saya ingin mengistilahkan bahwa ada yang dinamakan dengan Yahudi Jahat dan Yahudi Baik.
Yahudi Jahat inilah yang bertindak sebagai provokator ‘kotor’ untuk
menyulut berbagai perang yang timbul di muka bumi, seperti Perang Salib,
Revolusi Inggris, Revolusi Amerika, Revolusi Prancis, Perang Dunia I,
Perang Saudara di Rusia, Perang Dunia II, Perang Dingin, Perang Teluk,
serta berbagai kekacauan yang saat ini terjadi di Timur Tengah.
Untuk menjalankan aksi bejatnya, mereka membuat kelompok-kelompok, agar
apa yang telah mereka rencanakan dapat berjalan rapi dan terorganisir.
Mayer Amschel Bauer
1744 : Pada 23 Februari 1744, Mayer Amschel Bauer, seorang Yahudi
Ashkenazi lahir di Frankfurt, Jerman. Dia adalah anak dari Moses
Amschel Bauer, seorang pedagang uang. Moses Amschel Bauer memasang
sebuah tanda merah di pintu depan kantornya. Ini adalah sebuah heksagram
merah (yang secara geometris dan numeris menunjuk ke angka 666) yang
atas instruksi dari Rothschild akan menjadi bendera Israel dua abad
kemudian.
1760 : Mayer Amschel Bauer bekerja di sebuah bank milik
Oppenheimers di Hanover, Jerman. Dia sangat berhasil dan kemudian
menjadi mitranya. Selama masa ini dia mulai berhubungan baik dengan
Jenderal von Estorff. Setelah kematian ayahnya, Bauer kembali ke
Frankfurt dan mengambil alih bisnisnya. Bauer mengetahui pentingnya
heksagram merah ini dan kemudian mengganti namanya menjadi Rothschild
(artinya “tanda merah”).
Rothschild kemudian menjual koin-koin dan perhiasan berharga kepada
Jenderal dengan harga murah, dan kemudian diperkenalkan dengan Pangeran
William yang sangat senang mendapatkan koin langka dan perhiasan dengan
harga diskon. Kemudian Rothschild menawarkan kepadanya berbagai bonus
bila Pangeran bisa memberikan sejumlah bisnis kepadanya.
Rothschild akhirnya menjadi sangat dekat dengan Pangeran William, dan
kemudian berbisnis dengannya dan juga anggota-anggota kerajaan lainnya.
Dia kemudian menyadari bahwa meminjamkan uang ke pemerintah jauh lebih
menguntungkan daripada meminjamkan kepada individual, karena pinjaman
pemerintah jauh lebih besar dan dijamin oleh pajak dari negara tersebut.
1770 : Rothschild memulai rencana pendirian Illuminati dan
mempercayakannya kepada seorang Yahudi Ashkenazi lainnya, Adam
Weishaupt, untuk merancang organisasi dan perkembangannya. Illuminati
akan dibentuk dengan ajaran dari Talmud, yang merupakan ajaran dari Rabi
Yahudi. Kata Illuminati berasal dari kelompok Luciferian yang artinya
“Sang Pembawa Cahaya.”
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan seorang wanita Yahudi Ashkenazi
yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari Wolf Solomon Schnaper, seorang
pedagang kenamaan. Dari pernikahannya ini, dia dikarunia 5 anak
laki-laki dan 5 anak perempuan.
Yang menarik dari Dinasti Rothschild adalah penetapan 6 hukum keluarga,
yang terdapat dalam surat wasiat Mayer Amschel Rothschild setelah dia
meninggal, yaitu:
-
Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga.
-
Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga.
-
Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk melestarikan kekayaan keluarga.
-
Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan.
-
Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan.
-
Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
1791: Keluarga Rothschild dapat “mengendalikan uang suatu negara”
lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington),
ketika mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang
disebut “First Bank of the United States”. Bank ini didirikan
dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan
pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun 1790:
“Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negara dan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya”.
1812: Dengan didukung oleh uang Rothschild dan perintah dari
Nathan Mayer Rothschild, Inggris menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat. Tujuan penyerangan ini untuk membuat Amerika Serikat terlilit
utang yang besar sehingga menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the
United States kembali diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk
melawan Napoleon, mereka tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun
berakhir pada tahun 1814 dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Kongres Amerika meluluskan sebuah rancangan undang-undang
yang mengizinkan satu bank sentral yang dikuasai Rothschild, yang
kemudian terkenal dengan sebutan “Second Bank of the United States“, dengan sebuah piagam yang berlaku selama 20 tahun.
Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank of the United States
membuat rakyat Amerika muak karena praktek manipulasi ekonomi dengan
meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat, sehingga musuh-musuh bank
ini menominasi Senator Andrew Jackson dari Tennessee agar mencalonkan
diri menjadi presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild, Jackson memenangkan pencalonan
presiden dan mulai memecat 2.000 orang dari 11.000 pegawai Pemerintah
Federal, sebagai aksi melawan bank Rothschild.
1832: Perlawanan Presiden Jackson semakin terlihat, Second Bank of the United States
yang dikuasai Rothschild meminta Kongres meluluskan pembaruan piagam, 4
tahun lebih cepat. Kongres menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan
Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut.
Pada bulan Juli tahun yang sama, Presiden Jackson maju untuk kedua
kalinya pada pencalonan presiden Amerika. Di sisi lain, Keluarga
Rothschild yang memusuhinya selama masa kampanye pemilihan presiden,
menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar untuk membantu Senator Henry
Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan Jackson. Namun, Presiden
Jackson memenangkannya dengan selisih suara yang amat banyak pada
November 1832.
1835: Perseteruan antara Presiden Jackson dan Keluarga
Rothschild, mengakibatkan aksi pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib,
kedua pistol si pembunuh meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim
tahu bahwa Keluarga Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan
tersebut.
Bahkan si pembunuh bayaran, Richard Lawrence, yang dianggap tidak
bersalah dengan alasan gangguan jiwa, belakangan mengaku bahwa
orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa dia dan berjanji akan
melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew Jackson berhasil melempar bank sentral
Rothschild keluar dari Amerika, setelah berakhir dan tidak diperbarui
kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti Rothschild memiliki hasrat untuk
menguasai kembali Amerika, ditandai dengan perkembangan bisnis katun
antara kaum ningrat Amerika Selatan dan pabrik katun di Inggris. Katun
itu diangkut dari Amerika ke Perancis dan Inggris dengan kapal-kapal
milik Rothschild.
1860: Keluarga Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi
penduduk dengan berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang
mereka genggam. Hal ini menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada
Desember 1860. Hanya beberapa minggu kemudian, 6 negara bagian lain
bergabung dengan konspirasi melawan Serikat dan membentuk sebuah negara
pecahan “Confederate States of Amerika (Amerika Sekutu)” dengan
Jefferson Davis sebagai presidennya. Inilah awal dari perseteruan
Selatan dan Utara Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga
Rothschild.
1861: Propaganda Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan
setelah Presiden Abraham Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman
kepada Napoleon III Perancis (sepupu Napoleon dari perang Waterloo)
sebesar 210 juta franc untuk merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan
di sepanjang perbatasan Selatan Amerika Serikat, mengambil keuntungan
dari perang saudara Amerika. Sementara itu, Inggris menyusul dengan
menggerakkan 11.000 pasukan ke Kanada dan menempatkan pasukan mereka di
sepanjang perbatasan utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia berada
dalam masalah, bersama Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka
berangkat ke New York untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk
mendanai Departemen Pertahanan Amerika.
Keluarga Rothschild kemudian memberikan instruksi kepada bank-bank
Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk menawarkan pinjaman dengan
bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln menolak dan kembali ke
Washington.
1863: Tsar Rusia, Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki
masalah dengan Keluarga Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus
untuk mendirikan bank sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga
kepada Presiden Lincoln.
Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris dan Perancis terlibat aktif dan
campur tangan dalam perang saudara Amerika dengan membantu Selatan,
Rusia akan memihak Presiden Lincoln. Lalu Sang Tsar mengirim sebagian
dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh di San Fransisco dan sebagian
lainnya berlabuh di New York.
Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan salah
seorang dari keluarga mereka sendiri di Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang Rothschild lewat garis darah perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama “Standard Oil” yang pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada tanggal 14 April, atau setelah 41 hari
setelah pelantikannya yang kedua, Presiden Lincoln ditembak oleh John
Wilkes Booth di Ford’s Theater. Dia meninggal akibat lukanya, kurang
dari 2 bulan sebelum perang saudara Amerika berakhir.
Menyusul satu masa latihan singkat di Bank London, Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang lahir di rumah mereka di Frankfurt)
tiba di Amerika pada usia 18 tahun dengan instruksi dan uang yang
diperlukan untuk membeli sebagian usaha rumah perbankan di sana.
Tujuannya adalah:
- Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral.
- Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek “Illuminati” dan mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Kongres, Mahkamah Agung dan semua badan Federal.
- Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam.
- Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama.
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah:
“Berkat kekuatan dahsyat bank-bank internasional kita, kita telah memaksa orang Kristen berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir”.
1871: Seorang Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah terbujuk ikut “Illuminati” oleh Guiseppe Mazzini (seorang pemimpin revolusioner Italia, yang dipilih oleh “Illuminati” untuk memimpin program revolusioner mereka di seluruh dunia),
menyelesaikan cetak biru militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai
macam revolusi di seluruh penjuru dunia. Perang Dunia Pertama,
dipecahkan untuk menghancurkan Tsar di Rusia, sebagaimana dijanjikan
oleh Nathan Mayer Rothschild pada 1815. Perang Dunia Kedua, digunakan
untuk menyulut kontroversi antara Fasisme dan Zionisme politis dengan
penindasan Yahudi di Jerman. Ini adalah unsur terpenting untuk membawa
kebencian terhadap orang-orang Jerman. Dan Perang Dunia Ketiga,
dimainkan dengan menggerakkan kebencian terhadap dunia Muslim agar
seluruh non Muslim menjadi benci dan memerangi umat Muslim.
Albert Pike sendiri adalah Komandan Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi SelatanScottish Rite of Freemasonry
pada tahun 1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika. Sedangkan
Giuseppe Mazzini dari Italia, adalah ketua Illuminati Eropa yang juga
pendiri MAFIA (Mazzini Autorizza Furti, Incendi, Avvelenamenti - Mazzini
Authorizes Thefts, Arson, Poisoning), pengganti Adam Weishaupt, pada
tanggal 15 Agustus 1871.
1880: Utusan-utusan Rothschild mulai menyulut rangkaian
pembasmian ras di Rusia, Polandia, Bulgaria dan Rumania.
Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan dibantainya ribuan orang Yahudi,
menyebabkan sekitar 2 juta orang melarikan diri ke New York, Chicago,
Philadelphia, Boston dan Los Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu
dengan uang Rothschild mulai bermukim di Palestina.
Alasan-alasan pembantaian-pembantaian ini adalah menciptakan sebuah
basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu mereka dididik untuk memberikan
suara Demokrat. Dan sekitar 20 tahun kemudian, orang-orang terdepan
Rothschild seperti Woodrow Wilson terpilih ke kursi presiden untuk
menjalankan perintah Keluarga Rothschild.
Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild juga menembus dunia jurnalisme.
Ini tergambar jelas dari pernyataan John Swinton, seorang jurnalis
ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan karena seseorang mengajaknya
bersulang untuk kebebasan pers:
“Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar per minggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat jujur, saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat-alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita, dan hidup kita semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur intelektual”.
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb and Co.,
dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:
“Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah”.
Mendadak Amerika terjebak di tengah-tengah krisis finansial yang dikenal
sebagai “Panik 1907″. Krisis tersebut lalu melumatkan kehidupan jutaan
orang Amerika.
Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau Anti-Demafation League (Liga
Anti-Penistaan) sebagai cabang B’nai n B’rith (didirikan oleh
orang-orang Yahudi di New York City sebagai sebuah kelompok lokal Mason)
di Amerika Serikat. Organisasi ini diciptakan untuk mengidentifikasi
orang-orang yang menentang tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit
Yahudi atau konspirasi global Rothschild sebagai “Anti-Semit” dan
menentang ras Yahudi secara keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal 31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall
Street) meninggal. Dia dikira sebagai orang terkaya di Amerika, tapi
wasiatnya mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki 19 % perusahaan J. P
Morgan. Sedangkan 81 % sisanya dimiliki oleh Keluarga Rothschild.
Pada tahun yang sama, orang-orang Yahudi Jahat mendirikan bank sentral
terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai sekarang ini, yaitu “Federal Reserve
atau Bank Cadangan Negara”, yang dikenal sebagai bank sentral Amerika
Serikat. Untuk mendapatkan dukungan dari publik, mereka berbohong dengan
menyatakan bahwa sebuah bank sentral bisa mengekang inflasi dan
depresi. Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi asupan uang
untuk menyebabkan inflasi dan depresi.
Penting untuk dicatat, bahwa Federal Raserve atau Bank Cadangan
Negara adalah perusahaan swasta, bukan Federal dan tidak punya cadangan
apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya melebihi 150 miliar Dollar per
tahun, tapi Federal Reserve tidak pernah sekalipun dalam sejarah
menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti telah tersingkap tentang
siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve, yaitu bank-bank berikut ini:
- Rothschild Bank of London
- Warburg Bank of Hamburg
- Rothschild Bank of Britain
- Lehman Brothers of New York
- Lazard Brothers of Paris
- Kuhn Loeb Bank of New York
- Israel Moses Seif Banks of Italy
- Goldman Sachs of New York
- Warburg Bank of Amsterdam
- Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30 Mei, sebuah pertemuan tambahan dari
“Konferensi Perdamaian Versailles” diadakan di Hotel Majestic di Paris.
Di sana diputuskan bahwa sebuah organisasi akan didirikan untuk
memberikan nasihat (mengendalikan) apa yang dilakukan pemerintah.
Lembaga ini disebut “Institute of International Affairs (Lembaga Urusan Internasional)”, yang akan bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
- Royal Institute of International Affairs (RIIA) di Inggris pada tahun 1920, dan
- Council on Foreign Relations (CFR) di Amerika Serikat pada tahun 1921.
Menariknya, tuan rumah Konferensi Perdamaian Versailles dan ketua
pertemuan tambahan dari konferensi ini adalah Baron Edmond de
Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah anak termuda dari Jacob
(James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari Mayer Amschel Rothschild),
hasil dari pernikahannya dengan kopanakannya sendiri, Betty von
Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer Rothschild (Putera ke-3 dari
Mayer Amschel Rothschild).
Di Amerika Serikat, CFR (Council of Foreign Relations atau Dewan
Hubungan Luar Negeri) berada di bawah perintah Jacob Schiff. Organisasi
ini didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi, yaitu Bernard Baruch dan
Kolonel Edward Mandell House. Keanggotaan CFR pada awalnya sekitar 1.000
orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini termasuk bos-bos industri di
Amerika, semua bankir internasional berbasis Amerika dan kepala semua
yayasan mereka yang bebas pajak. Pada dasarnya mereka adalah semua orang
yang memberikan modal yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin
mencalonkan diri untuk kursi Kongres, Senat, atau Presiden.
Tugas pertama CFR adalah mendapatkan kendali pers. Tugas ini diberikan
kepada John D. Rockefeller yang mendirikan sejumlah majalah berita
nasional seperti Life and Time. Rockefeller mendanai Samuel
Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan mendirikan secara
besar-besaran serentetan surat kabar di seluruh penjuru negeri. Dia juga
mendanai orang Yahudi lainnya, Eugene Meyer, yang akan membeli banyak
penerbitan seperti Washington Post, Newsweek, dan The Weekly Magazine.
Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan
melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929
dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33%. Bahkan Milton
Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal
berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
“Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933.”
Di saat depresi besar ini terjadi, jutaan Dollar Amerika dihabiskan
untuk membangun ulang Jerman akibat kerusakan yang diderita selama
Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga Rothschild berikutnya yaitu
Perang Dunia II.
Menariknya, uang yang dipompakan ke Jerman untuk membangunnya sebagai
persiapan Perang Dunia II masuk ke bank-bank German Thyssen yang
berafiliasi dengan kelompok Harriman yang dikendalikan oleh Keluarga
Rothschild di New York.
Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid, “Document Illustrative of the History of the Slave Trade to America
(Dokumen Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)”. Buku
ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika
ke Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para
budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa diantaranya sangat erat berkaitan
dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada
orang Yahudi yang terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan
kapten dengan orang non-Yahudi.
Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for Reconstruction and Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975) disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat.
IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan sebuah uang perintah dunia yang
bernama “Special Drawing Rights (Hak Tarik Istimewa) atau SDR’s”.
Negara-negara anggota pada akhirnya akan ditekan untuk membuat mata uang
mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan SDR’s.
IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan kepala
bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen
bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank-bank sentral
mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat
dan Inggris (Federal Reserve (Bank Sentral Amerika Serikat) dan Bank of England (Bank Sentral Inggris) – kedua-duanya dikuasai Keluarga Rothschild) kendali penuh atas dirinya.
1948: Pada musim semi tahun ini, Keluarga Rothschild menyogok
Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat, 1945-1953)
untuk mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang
mereka berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara Israel secara resmi diproklamirkan
di Tel Aviv, sebelas menit kemudian Presiden Truman menyatakan Amerika
Serikat sebagai negara asing pertama yang mengakuinya.
1963: Pada 22 November, Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh
Keluarga Rothschild. Salah satu alasan utama dibunuhnya Kennedy adalah
fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David
Ben-Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel
menjadi negara yang memiliki nuklir. Surat kabar Israel, Ha’aretz, pada
tanggal 5 February 1999 dalam sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner
Cohen yang berjudul “Israel and the Bomb“, menyatakan:
“Pembunuhan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat nuklir”.
Selain itu, alasan mengejutkan lainnya Presiden Kennedy dibunuh adalah berkat adanya Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva. Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva
dibuat dan ditandatangani pada 21 November 1963 di Hotel Hilton Geneva
oleh Presiden Amerika Serikat, John F Kennedy (beberapa hari sebelum dia
terbunuh) dan Presiden RI, Ir. Soekarno dengan saksi tokoh negara
Swiss, William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara Republik
Indonesia dan Amerika Serikat tiga tahun sebelumnya. Point penting
perjanjian itu; Pemerintahan Amerika Serikat (selaku pihak I) mengakui
50 persen keberadaan emas murni batangan milik Republik Indonesia, yaitu
sebanyak 57.150 ton dalam kemasan 17 paket emas dan pemerintah Republik
Indonesia (selaku pihak II) menerima batangan emas itu dalam bentuk
biaya sewa penggunaan kolateral dolar yang diperuntukkan bagi
pembangunan keuangan Amerika Serikat. Hal ini tentu saja membuat
Rothschild sangat gundah, karena salah satu rencana jahatnya adalah
menguasai emas batangan yang beredar di seluruh dunia, demi memuluskan
misi bejatnya untuk mengendalikan dunia. Selain itu, adanya MoU tsb juga
membuat Amerika Serikat dapat menghilangkan ketergantungannya terhadap
utang yang diberikan oleh Federal Reserve.
Disamping itu, alasan utama pembunuhan John F. Kennedy adalah sikapnya
yang tegas dalam menentang proyek kaum Illuminati untuk mewujudkan
Tatanan Dunia Baru (The New World ) yang bertujuan untuk mengendalikan dunia dengan cara-cara yang licik, kotor, dan keji.
Berikut pidato Kennedy yang mengindikasikan penentangannya terhadap The New World Order:
“Di seluruh dunia, kita dihadapkan pada konspirasi monolitis dan kejam, yang bersandar terutama pada kedengkian demi memperluas cakupan pengaruhnya. Ini adalah sistem pengerahan manusia dan sumber daya materi besar-besaran untuk membangun mesin yang sangat kuat dan efisien yang menggabungkan operasi militer, intelijen, ekonomi, sains, dan politik. Persiapan pembangunan mesin itu sangat tertutup, dan tidak diketahui publik. Kesalahan-kesalahan yang muncul terkubur, tidak muncul ke permukaan. Siapapun yang mencoba lari, akan dibungkam, dan bukannya diberi penghargaan.”
“Senat Amerika Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan.”
Pada tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang
dikendalikan oleh Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal
Product Barcode) yang pada akhirnya akan dipasang pada setiap barang
yang diperdagangkan di seluruh dunia dan membawa nomor 666 (Heksagram
Merah Mayer Amschel Rothschild).
“Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra-Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut”.“Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah negara-negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan”. (Lord Harrington)
1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang
menerbitkan 2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di
acara pagi televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama
Yosef Lapid, mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef
Lapid memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk
membunuhnya, karena telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan
mereka ini. Karena Mossad Israel tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada
tanpa menyebabkan insiden diplomatis. Yosef Lapid mengatakan secara
langsung di acara itu, bahwa:
“Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita”.
1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB sekaligus seorang Yahudi
Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di program 60 minutes,
ditanya oleh koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun
Amerika Serikat memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak:
“Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?”Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:“Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan”.
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik. Sesungguhnya,
Holocaust setengah juta rakyat Irak dipandang positif dan dikagumi oleh
Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian,
Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright sebagai Menteri Luar
Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
“Hollywood dipimpin oleh orang-orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu”.
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi)
langsung meminta agar Marlon Brando dibuang dari Hollywood Walk of Fame.
Tapi, karena takut diprotes publik, Hollywood Chamber of Commerce
(Majelis Perdagangan Hollywood) menolak melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, diantaranya:
Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika Serikat telah
menyadap sebuah percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua Pejabat
Israel membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah ditulis
oleh Menteri Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin
Palestina, Yasser Arafat.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Martin Indyk, mengeluh secara
pribadi kepada Pemerintah Israel tentang pengawasan tidak bijaksana yang
dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon seorang Yahudi Ashkenazi
sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di Watergate dan mereka
menyadap sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden Bill Clinton.
Laporan Ken Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa
percakapan mereka direkam, dan kemudian Clinton mengakhiri
perselingkuhan tersebut.
Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar tingkat lokal, telah
membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka dalam
penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New
York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan Mesir. Jaringan kejahatan
Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga
penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit terhadap golongan pekerja
kantoran. Yang mengagetkan para opsir penyelidikan, orang-orang Israel
yang diselediki ternyata mengawasi pager/beeper, ponsel bahkan telepon
rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana
informasi ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini
bersangkutan dengan Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa
rekening telepon di Amerika Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil
telepon mereka sendiri tentang bagaimana mereka disadap, mereka
menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah Converse Infoys, Firma
Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah Israel.
1998: Pada 31 Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC
(Project for a New American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru),
Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu “Iraq
Liberation Act (Undang-Undang Pembebasan Irak)” yang mendukung usulan
perubahan rezim di Irak. Tujuan sebenarnya dari proyek ini adalah
menempatkan rezim boneka untuk Amerika Serikat, agar Amerika Serikat
dapat menguasai ladang minyak di Irak.
Untuk memuluskan rencana ini, maka sebelumnya pada Februari 1990,
seorang Sayan Mossad (agen rahasia Israel) di New York menjejalkan suatu
cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam Husein punya pabrik uranium
di Irak, satu tahun sebelum Amerika membombardir Irak.
2000: Pada bulan April, Jacob “Cookie” Orgad, sebagai mantan agen
Mossad ditangkap karena menjalankan salah satu operasi penyelundupan
ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan
juta Dollar dalam bentuk narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke
kota-kota di seluruh Amerika Serikat.
Pada tahun ini juga di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi
defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu
menjadi 4,2 miliar Dollar pada tahun berikutnya (2001), yang menyebabkan
pengangguran di Argentina sebesar 20% penduduk usia kerja. Lalu mereka
menambah tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF menawari
Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan mengurangi program
ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar per bulan menjadi
160 Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12% – 15% bagi pegawai negeri dan
pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13%. Keduanya berdampak bagi
banyak orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas menengah
(secara harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk dimakan.
Mereka mulai rusuh dan membakar Buenos Aires.
2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September 2001,
yaitu serangan terhadap World Trade Center (WTC) dan Pentagon yang
disusun dengan hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan
Amerika, dibawah perintah Keluarga Rothschild. Kejadian ini mereka
lakukan untuk mengkambinghitamkan Muslim sebagai “Teroris”. Ini adalah
babak pertama untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab,
demi Yahudi. Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun
dimulai.
Beberapa pengamat menduga bahwa mereka menggunakan serangan-serangan ini
untuk mendapatkan kendali atas beberapa negara di dunia yang tidak
mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan demikian, kurang dari
sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang Afghanistan,
satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak memiliki
bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi
penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang
(Riba), sesuatu yang telah membuat para Yahudi Jahat gusar selama
bertahun-tahun. Selain itu, juga demi memperoleh keuntungan eksplorasi
cadangan minyak bumi yang berada di Afganistan.
Kurang dari seminggu setelah serangan 11 September, tepatnya pada 5
September 2001, orang yang katanya Kepala Pembajak, Mohamed Atta, dan
beberapa pembajak lainnya melakukan kunjungan ke salah satu perahu
kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Jack
Abramoff. Tidak ada penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka
lakukan di sana. Menariknya, 7 orang dari 19 orang (yang katanya)
pembajak yang disalahkan melakukan serangan pada 11 September, ternyata
masih hidup. Beberapa orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika
Serikat di negara-negara Arab.
Pada serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang menyamar
dalam pakaian Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil merekam
menara WTC yang runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem
Perpindahan Kota), sebuah daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini
tertangkap punya banyak paspor, satu van teruji positif mengandung
peledak dan banyak uang tunai. Akibat penangkapan ini, Walikota
Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri Israel), Ehud Olmert,
secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi Giuliani,
menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan serangan
teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Belakangan terungkap bahwa dua dari lima orang Israel ini ternyata
Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan
kuat dicurigai Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak
kegiatan orang-orang Israel itu, terungkap bahwa mereka terlihat di
Taman Liberty pada saat tubrukan pertama. Laporan ini menduga bahwa
mereka sudah tahu apa yang akan terjadi.
Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu diam-diam dikirim
kembali ke Israel. Para petugas yang menangkap mereka dari Departemen
Kepolisian New Jersey diperintahkan agar tidak membahas penangkapan
mereka.
Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya WTC, belakangan
muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka menyatakan bahwa
mereka berada di New York City pada 11 September 2001 untuk
“mendokumentasikan peristiwa tersebut” karena Amerika belum pernah
mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September 2001, Odigo, sebuah perusahaan
Israel dengan kantor-kantornya yang bertempat hanya beberapa blok dari
menara WTC, menerima sebuah peringatan pendahuluan akan serangan
tersebut lewat pesan instan internet. Manajer New York Office memberikan
FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi FBI tidak
menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan-perusahaan
pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan garis depan intelijen
Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan sebelum serangan, lalu
ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa ban ditemukan di
beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di bawah perintah
langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff,
mereka dideportasi ke Israel akibat “Pelanggaran Visa”. Chertoff adalah
seorang warga negara ganda Amerika Serikat/Israel yang ayahnya seorang
Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu kemudian
dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak berkaitan
dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The Yerussalem Post diam-diam memperingatkan
kemungkinan terungkapnya Israel sebagai pelaku serangan 11 September.
Surat kabar tersebut menampilkan sebuah cerita bahwa 2 orang Israel
meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan 4.000 orang menghilang
di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun televisi Beirut melaporkan
bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang Israel tidak hadir pada
hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan cerita di The Yerussalem
Post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang berisi virus antraks
dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat terjangkit
virus antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia. Seperti
serangan 11 September, serangan ini langsung disalahkan kepada Al-Qaeda,
sampai diketahui bahwa virus antraks yang dijadikan senjata tersebut,
dibuat oleh laboratorium militer Amerika Serikat.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company (Perusahaan
Pengapalan Zim) memindahkan kantor-kantornya di WTC, melepaskan kontrak
sewanya yang memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak
ada alasan yang pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping
Company, setengahnya dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin Laden (yang diberitakan berada di Afganistan),
Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa
Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu
menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah pemimpin Taliban,
Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli 2000. Dengan
demikian, panen opium pada tahun itu hancur.
Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang digerakkan
oleh Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun 1839.
Ketika Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium, Keluarga
Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk
memerangi China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan
berikut ini kepada seorang Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana
dilaporkan di Radio Kol Yisrael:
“Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu.”
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist
Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton
secara publik mengungkapkan “Strategi 4 Langkah” Bank Dunia yang
dirancang untuk memperbudak negara-negara kepada para bankir. Ke-4
Strategi tersebut adalah:
*) Privatisasi, disini para pemimpin ditawarkan komisi 10% ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.*) Pembebasan Pasar Modal, ini pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF. Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30% dan 80%. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.*) Penentuan Harga Berdasarkan Pasar, disini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang lebih umum disebut dengan “Hura-Hara IMF”.*) Perdagangan Bebas, disini perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin, dan Afrika. Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan penyakit.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak
ulang, menyediakan satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum
dimutakhirkan pada 1956. Definisi barunya adalah:
“Anti-Semitisme: (1) permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi; (2) menentang Zionisme; (3) simpati untuk musuh-musuh Israel”.Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel.
Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington, memperkirakan
bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar
1,6 Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun
2002, setiap orang akan mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang didukung dana
besar Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana Menteri
Malaysia, Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
“Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka”.
2004: Penyelidikan FBI berlanjut kepada American Israel Public
Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok
lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000
anggota yang tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat demi
Israel. FBI dilaporkan percaya bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata
Israel.
Pada awal Maret, warga negara ganda Amerika Serikat/Israel sekaligus
Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas
Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap
dalam sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak bisa
mempertanggung-jawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk inventaris
pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank, dan 36 satuan peluncuran komando
misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:
“Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar diantaranya, tapi saya juga telah menolak menandatangani surat-surat dari waktu ke waktu untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus diambil”.
“Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami”.
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani pengesahan hukum Global
Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global)
yang dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik
dunia Yahudi, apapun yang mereka lakukan. Undang-undang ini menetapkan
sebuah departemen istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri
Amerika Serikat untuk menguasai anti-semitisme global yang akan
memberikan laporan tahunan kepada Kongres.
“Dengar, tidak ada tangan orang Yahudi yang tidak berlumuran darah kita. Mereka memiliki kapal-kapal budak. Mereka membeli dan menjual kita. Mereka memperkosa dan merampok kita”.
Setelah invansi ke Afghanistan dan Irak, sekarang hanya ada 5 negara di
dunia yang tersisa tanpa bank sentral milik Rothschild. Kelima negara
tersebut adalah Iran, Korea Utara, Sudan, Kuba, dan Libya.
Profesor Fisika Stephen E. Jones dari Brigham Young University
menerbitkan sebuah majalah yang di dalamnya dia membuktikan bahwa
gedung-gedung WTC hanya bisa diruntuhkan dengan peledak. Dia tidak
mendapatkan pemberitaan di media arus utama untuk klaim yang terbukti
ilmiah ini.
Pada bulan November, sekelompok orang Demokrat yang konservatif hingga
moderat yang disebut “Blue Dog Coalition (Koalisi Anjing Biru)” yang
fokus kepada tanggung jawab fiskal pemerintah, melaporkan bahwa Presiden
Yahudi George W. Bush telah meminjam lebih banyak uang dari bank dan
pemerintah asing dibandingkan ke semua 42 presiden Amerika Serikat
digabungkan sekaligus. Angka Departemen Bendahara menunjukkan bahwa
total pinjaman semua presiden Amerika Serikat antara 1776-2000 adalah
1,01 Triliun Dollar, sementara dalam 4 bulan terakhir saja Pemerintahan
Bush telah meminjam 1,05 Triliun Dollar.
Pada 6 Desember, isteri Presiden Bush, Laura Bush, ditemani oleh Rabi
Binyomin Taub, Rabi Hillel Baron dan Rabi Mendy Minkowitz melakukan
penghalalan ala Yahudi untuk dapur Gedung Putih. Sebuah foto peristiwa
ini ketika berdiri bersama staf diambil oleh fotografer Shealah
Craighead lalu dipajang di situs resmi Gedung Putih.
2006: Pada 5 sampai 7 Maret, AIPAC menyelenggarakan konvensi
tahunan mereka di Washington D.C. Lebih dari setengah Senator Amerika
Serikat dan sepertiga pejabat Kongres Amerika Serikat hadir.
“Tidak sia-sia orang Yahudi telah tertarik kepada Jurnalisme. Di tangan mereka, jurnalisme menjadi senjata kuat yang sangat cocok untuk kebutuhan mereka demi perang kelangsungan hidup mereka.” (Haim Nachman Bialik)
Mormon di Central Intelligence Agency (CIA), dan Zionis diduga berada di balik ide pembuatan film tersebut. Seperti dikutip dari Press TV,
Dr Webster Griffin Tarpley, analis politik menduga kelompok Mormon
Amerika di CIA dan Zionis berada di balik ide pembuatan film tersebut.
”Saya telah mengidentifikasi terkait film itu. Ada dua atau tiga
komponen di balik film itu”, kata Tarpley. Komponen pertama adalah
kelompok Mormon di CIA.
Komponen berikutnya menurut Tarpley adalah Brent Scowcroft. Dia adalah
tangan kanan dari Henry Kissinger. Kissinger sendiri dikenal sebagai
tokoh Yahudi Amerika yang sangat berpengaruh. Ia juga mantan Menteri
Luar Negeri Amerika Serikat yang sangat populer. Selain itu, Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan partainya, Partai Likud diduga
juga terlibat atas film ini.
Apalagi, pembuat film tersebut yakni Sam Bacile merupakan warga Amerika Serikat berdarah Yahudi Israel.
Tak hanya itu, sejumlah tokoh anti Islam lainnya juga diduga terlibat
dalam film tersebut. Mereka adalah Steve Klein, Terry Jones (pembakar
Al-Quran), Pamela Geller, dan Daniel Pipes. Mereka adalah orang-orang
yang anti Islam. ”Aku pikir, provokator utama dari film ini adalah
Pamela Geller. Dia adalah tokoh anti Islam yang sangat dekat dengan
Israel”, kata Tarpley.
Film ”Innocence of Muslims” sengaja dibuat untuk memancing amarah
umat Muslim agar membenci orang non Muslim. Jika seluruh umat Muslim di
seluruh dunia termakan provokasi, maka Perang Dunia Ke-3 antara Muslim
vs Non Muslim bisa menjadi tak terelakkan.
Dinasti Rothschild di Eropa
1698: Selama 4 tahun berikutnya, kendali Yahudi terhadap asupan
uang Inggris melejit, sehingga utang pemerintah kepada Bank of England
berubah dari yang awalnya sebesar 1.250.000 Pounsterling menjadi
16.000.000 Poundsterling hanya dalam 4 tahun. Kenaikannya sebesar 1.280
%.
1798: Nathan Mayer Rothschild (anak keempat Mayer Amschel
Rothschild) ketika berusia 21 tahun meninggalkan Frankfurt menuju
Inggris. Dengan banyak uang yang diberikan oleh ayahnya, dia membangun
sebuah rumah perbankan di London.
1810: Sir Francis Baring dan Abraham Goldsmid meninggal. Dengan
kejadian ini, Nathan Mayer Rothschild menjadi satu-satunya bankir besar
di Inggris. Pada tahun yang sama, Salomon Mayer Rothschild (anak ketiga
Mayer Amschel Rothschild) pergi ke Wina, Austria, dan mendirikan bank M.
Von Rothschild und Söhne.
1812: Jacob (James) Mayer Rothschild (anak terakhir Mayer Amschel
Rothschild) pergi ke Paris, Perancis, untuk mendirikan Bank de
Rothschild Frères.
1815: Lima pria Rothschild bersaudara bekerja untuk memasok emas
kepada tentara Wellington (lewat Nathan di Inggris) dan tentara Napoleon
(lewat Jacob di Perancis), dan memulai kebijakan mereka untuk mendanai
kedua pihak dalam perang. Tidak jadi soal negara mana yang kalah perang,
karena pinjaman diberikan dengan jaminan bahwa pihak yang menang akan
menguangkan utang-utang pihak yang kalah.
Dalam perang ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan bank-bank yang
telah mereka sebarkan di seluruh Eropa untuk membangun jaringan layanan
pos. Cuma kurir-kurir Rothschild yang diizinkan melewati blokade Inggris
dan Perancis.
Salah satu kurir Rothschild, seorang pria bernama Rothworth setelah tahu
bahwa Inggris memenangkan perang Waterloo, pergi ke channel
mengantarkan berita ini kepada Nathan Mayer Rothschild. Nathan kemudian
memasuki bursa saham dan memerintahkan semua pekerjanya untuk menjual
konsul (sekarang dikenal dengan istilah obligasi). Para pedagang lain
panik, mengira Inggris kalah perang, dan mulai menjual konsul mereka
dengan kalut.
Akhirnya, nilai konsul-konsul anjlok. Saat itu, Nathan Mayer Rothschild
diam-diam memerintahkan para pekerjanya untuk membeli semua konsul yang
bisa mereka dapatkan.
Ketika pada kenyataannya Inggris memenangi perang, konsul-konsul itu
meroket tinggi, yang membuat Nathan mendapatkan laba 20 banding 1
terhadap investasinya. Kepemilikin obligasi atau konsul ini memberi
Keluarga Rothschild kendali penuh atas ekonomi Inggris, sehingga memaksa
Inggris membangun sebuah Bank of England baru di bawah kendali Nathan
Mayer Rothschild.
Fakta yang unik, Nathan secara terang-terangan menyombongkan diri bahwa
dalam 17 tahun keberadaannya di Inggris, dia telah meningkatkan saham
awalnya sebesar 20.000 Poundsterling yang diberikan oleh ayahnya
sebanyak 2.500 kali menjadi 50.000.000 Poundsterling.
Pada akhir abad ini, periode masa yang dikenal sebagai “Zaman
Rothschild”, diperkirakan menguasai lebih dari setengah kekayaan dunia.
Namun ada yang tidak berjalan seperti yang diinginkan oleh Keluarga
Rothschild, yaitu Kongres Wina yang dimulai pada September 1814 dan
diakhiri pada Juni 1815. Kongres Wina ini diadakan agar Keluarga
Rothschild dapat menciptakan sebuah bentuk pemerintahan dunia. Namun
rencana mereka gagal ketika Tsar Alexander I Rusia, salah satu kekuatan
besar yang tidak takluk pada bank sentral Rothschild, menolak menerima
gagasan pemerintahan dunia.
Karena berang, Nathan Mayer Rothschild bersumpah bahwa suatu hari dia
atau keturunannya akan menghancurkan seluruh keluarga dan keturunan Tsar
Alexander I.
1818: Menyusul Perancis yang menjamin pinjaman besar pada 1817
untuk membantu membangun ulang setelah kekalahan besar mereka di
Waterloo, utusan-utusan Rothschild membeli sejumlah besar obligasi
Pemerintah Perancis yang menyebabkan nilainya meningkat.
Pada 5 November, mereka melimpahkan semua obligasi itu ke pasar terbuka
sehingga nilainya terperosok dan Perancis secara keseluruhan terjerumus
dalam kepanikan finansial. Keluarga Rothschild lalu melangkah masuk dan
mengambil kendali asupan uang Perancis, dimana dengan cara yang sama
mereka memanipulasi bursa saham Inggris 6 tahun sebelumnya.
1835: Keluarga Rothschild memperoleh hak ke tambang-tambang air
raksa Almadén di Spanyol. Pada masa itu Almadén adalah pertambangan
terbesar di dunia. Karena air raksa merupakan komponen vital dalam
menyempurnakan emas dan perak. Ini membuat Keluarga Rothschild hampir
memonopoli dunia. Sebagai akibat dari akuisisi ini, N. M. Rothschild and
Sons kemudian akan mulai menyempurnakan emas dan perak untuk Royal
Mint, Bank of England, dan banyak pelanggan internasional lainnya.
1844: Salomon Mayer Rothschild membeli pertambangan batu bara
gabungan Vitkovice dan perusahaan perapian Blast Austro-Hungaria yang
kemudian menjadi salah satu dari sepuluh besar firma industri global.
1848: Seorang Yahudi Ashkenazi, Karl Marx (nama aslinya Moses Mordechai Levy), menerbitkan “The Communist Manifesto“.
Menariknya, bersamaan dengan dia mengerjakan ini, Karl Ritter dari
Frankfurt University sedang menulis antitesis yang berikutnya menjadi
dasar bagi “Nietzscheanisme” oleh Freidrich Wilhelm Nietzsche.
“Nietzscheanisme” ini kemudian berkembang menjadi Fasisme dan Nazisme
dan akan digunakan untuk menggerakkan perang dunia pertama dan kedua.
Max, Ritter dan Nietzsche semua didanai dan diperintah oleh Keluarga
Rothschild. Gagasan dibalik skema ini adalah orang-orang yang memimpin
keseluruhan konspirasi ini bisa menggunakan perbedaan-perbedaan dan
ideologi-ideologi tersebut untuk membelah faksi-faksi ras manusia agar
saling berperang. Pada dasarnya, ini rencana yang sama dengan yang
diajukan oleh Adam Weishaupt pada 1776.
1849: Gutle Schnaper, isteri Mayer Amschel Rothschild meninggal. Sebelum kematiannya, ia berkata:
“Kalau anak-anak lelakiku tidak ingin ada perang, maka tidak akan ada perang.”
1850: Dimulainya konstruksi pada rumah-rumah Manor Metmore di
Inggris dan Ferrières di Perancis. Lebih banyak manor (rumah bangsawan)
Keluarga Rothschild akan menyusul di seluruh dunia, semua berisi
karya-karya seni mereka yang tak ternilai harganya.
Kekayaan Jacob (James) Mayer Rothschild di Perancis dikatakan bernilai
600 juta franc, yang berarti 150 juta franc lebih banyak dari semua
bankir di Perancis jika digabungkan sekaligus.
1858: Lionel de Rothdchild (anak pertama dari Nathan Mayer
Rothschild dari pernikahannya dengan Hannah Barent Cohent, puteri dari
seorang pedagang London yang kaya raya, lahir pada tahun 1808) menjadi
orang Yahudi pertama yang menjadi anggota parlemen Inggris.
1865: Nathaniel de Rothschild (juga anak Nathan Mayer Rothschild) menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868: Pada tanggal 15 November, Jacob (James) Mayer Rothschild
meninggal, tidak lama setelah membeli Château Lafite, salah satu dari 4
lahan anggur besar utama di Perancis.
1873: Tambang tembaga Rio Tinto di Spanyol dibeli oleh sebuah
kelompok pemilik modal asing, termasuk Keluarga Rothschild. Tambang ini
adalah sumber tembaga terbesar Eropa.
1886: Bank Rothschild Perancis, de Rothschild Frères memperoleh banyak ladang minyak Rusia dan membentuk perusahaan Caspian and Black Sea Petroleum yang segera menjadi produsen minyak terbesar kedua di dunia.
Herzl lalu terpilih sebagai Presiden Organisasi Zionis Dunia yang
mengadopsi “Heksagram Merah Rothschild” sebagai bendera zionis yang 51
tahun kemudian menjadi bendera Israel.
Di konferensi ini, Chaim Weizmann, yang nanti menjadi kepalanya, menyatakan:
“Tidak ada orang Yahudi Inggris, Yahudi Perancis, Yahudi Jerman atau Yahudi Amerika. Hanya ada orang Yahudi yang tinggal di Inggris, Perancis, Jerman atau Amerika”.
1905: Sekelompok Rothschild yang didukung oleh orang-orang Yahudi
Zionis dipimpin oleh Georgi Apollonovich Gapon berusaha menggulingkan
Tsar Rusia di dalam sebuah kudeta komunis. Mereka gagal dan terpaksa
kabur dari Rusia hanya untuk diberikan perlindungan di Jerman.
1914: Dimulainya Perang Dunia I. Dalam perang ini, Keluarga
Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman, Keluarga Rothschild
Inggris meminjamkan uang kepada Inggris, dan Keluarga Rothschild
Perancis meminjamkan uang kepada Perancis. Lebih jauh lagi, Keluarga
Rothschild menguasai kantor berita Eropa, Wolff (didirikan pada tahun
1849) di Jerman, Reuters (didirikan pada tahun 1851) di Inggris, dan
Havas (didirikan pada tahun 1835) di Perancis.
Keluarga Rothschild menggunakan Wolff untuk memanipulasi rakyat Jerman agar bersemangat untuk berperang.
1915: Satu tahun berikutnya, pemerintahan Islam Ottoman Turki
digulingkan oleh para sosialis Yahudi Masonis yang dengan menipu
menyebut diri mereka “Young Turks (Pemuda Turki)”. Penting
untuk dicatat, gerakan Pemuda Turki ini terdiri dari Yahudi keturunan
Balkan, seperti Tallat, Enver, Behaeddin Shakir, Jemal, dan Nazim.
Akibat revolusi ini, orang yang akan dikenal sebagai Mustafa Kemal
Attaturk, seorang Yahudi Kripto Alkoholis, akan menanjak ke kursi
diktator Turki. Bahkan beberapa petinggi dalam pemerintahan sekuler
Kemal ternyata dipenuhi oleh kalangan Yahudi.
1917: Keluarga Rothschild memerintahkan orang-orang faksi
Bolsheviks Yahudi yang mereka kendalikan untuk mengeksekusi Tsar
Nicholas II dan seluruh keluarganya. Meski Sang Tsar telah turun tahta
pada 2 Maret tahun tersebut. Ini sebagai bentuk untuk memperoleh kendali
atas Rusia dan sebagai pembalasan terhadap Tsar Alexander I yang
memblokir rencana pemerintahan dunia mereka pada tahun 1815 di Kongres
Wina. Dan Tsar Alexander II yang memihak Presiden Abraham Lincoln pada
tahun 1864.
Sangat penting bagi mereka untuk membantai seluruh keluarga termasuk
wanita dan anak-anak, demi memenuhi janji yang dibuat oleh Nathan Mayer
Rothschild pada tahun 1815. Tindakan ini merupakan sebuah pertunjukan
kekuatan dan tantangan orang-orang Yahudi kepada seluruh dunia.
1918: Koresponden London Times untuk Rusia, Robert Wilson,
memperlihatkan sebuah meja yang menunjukkan struktur etnis 284 Commissar
(Kepala Departemen Pemerintahan Rusia, terutama kelompok militer) di
pemerintahan Rusia komunis baru. Para Commissar ini termasuk: 2 negro,
13 Rusia, 15 China, 22 Armenia, dan lebih dari 300 orang Yahudi. Di
antara orang-orang Yahudi itu, 264 orang telah datang ke Rusia dari
Amerika Serikat sejak jatuhnya pemerintahan Kekaisaran Rusia.
1919: Seorang Yahudi bernama Karl Liebknecht dan seorang Yahudi
Sephardis Rosa Luxemburg terbunuh saat berusaha memimpin kudeta komunis
lainnya yang didanai oleh Rothschild juga. Kali ini kudeta itu
dilaksanakan di Berlin, Jerman.
Pada tahun ini juga, orang-orang Bolsheviks Yahudi yang didanai oleh
Rothschild, dalam sejarah, membantai 60 juta orang Kristen (yang merupakan umat mayoritas ketika itu) dan
non-Yahudi. Tidak heran Aleksandr Solzhenitsyn dalam karyanya, Gulag
Archipelago, vol. 2, menguatkan bahwa orang-orang Yahudi menciptakan dan
mengendalikan sistem perkemahan terpusat Soviet teratas. Di dalam
perkemahan tersebut, 10 juta orang Kristen dan non-Yahudi meninggal.
Pada halaman 79 dari buku ini bahkan dia menyebutkan orang-orang yang
mengatur perkemahan ini adalah mesin pembunuh terbesar dalam sejarah
dunia. Mereka adalah Aron Solts, Yakov Rappoport, Lazar Kogan, Matvei
Berman, Genrikh Yagoda, dan Naftaly Frenkel. Keenam-enamnya adalah orang
Yahudi.
Pada tahun ini pula, N. M. Rothschild and Sons diberikan peran permanen
untuk mengubah harga emas dunia secara harian. Ini terjadi di
kantor-kantor City of London, secara harian selama 1.100 jam, di ruangan
yang sama, sampai tahun 2004.
1926: N. M. Rothschild and Sons mendanai kembali Underground Electric Railways Company of London Ltd. (Perusahaan Rel Listrik Bawah Tanah London) yang berkepentingan mengendalikan seluruh sistem transportasi bawah tanah London.
1930: Tiga puluh tahun setelah Kongres Zionis Dunia Pertama
diadakan di Basel, Swiss, “Bank Dunia” Rothschild pertama yaitu “Bank of
International Settlement – BIS (Bank untuk Pembayaran Internasional)”
didirikan di tempat yang sama yaitu Basel, Swiss.
Bank ini didirikan oleh Charles G. Dawes (utusan Rothschild dan Wakil
Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge dari 1925 sampai 1929), Owen
D. Young (utusan Rothschild, pendiri RCA – Radio Corporation of America,
1919 dan Ketua General Electric dari 1922 sampai 1939, dan Hjalmar
Schacht dari Jerman (pendiri Reichsbank).
BIS disebut oleh para bankir sebagai “Bank sentralnya bank-bank
sentral”. Berdasarkan sudut pandang masa kini, mengingat bahwa IMF dan
Bank Dunia berurusan dengan pemerintahan-pemerintahan, BIS hanya
berurusan dengan bank-bank sentral. Semua pertemuannya diadakan secara
rahasia dan melibatkan para bankir sentral dari seluruh dunia. Contohnya
adalah mantan Kepala Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara, Alan
Greenspan, akan pergi ke markas BIS di Basel, Swiss, 10 kali dalam
setahun untuk pertemuan-pertemuan privat tersebut.
“Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90% mengkomuniskan sebuah negara” (Lenin)
Hitler menolak. Akibatnya, Samuel Untermyer, orang Yahudi Ashkenazi yang
memeras Presiden Wilson, dan sekarang menjadi Kepala Delegasi Amerika
sekaligus Presiden konferensi itu, kembali ke Amerika Serikat dan
menyerukan di radio untuk menolak berurusan dengan pedagang atau penjaga
toko manapun yang menjual barang buatan Jerman apa pun atau yang
berlangganan kapal tua pengapalan Jerman.
Lalu orang-orang Yahudi di seluruh Amerika Serikat ikut serta dalam
boikot ini. Mereka melakukan aksi protes di luar dan merusak toko mana
pun yang mereka temukan menjual produk yang bertuliskan “Made in
Germany”. Akibatnya, toko-toko harus membuang produk mereka atau
mengambil resiko bangkrut.
Salah satu pengaruh boikot ini mulai dirasakan di Jerman. Orang-orang
Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi dengan cara yang sama seperti
orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko yang menjual produk Jerman di
Amerika.
Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina bekerja sama atas dasar Yahudi
ingin semua orang Yahudi tinggal di Palestina, sementara Nazi ingin
semua orang Yahudi keluar dari Jerman. Kedua belah pihak lalu
menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang dikenal dengan
“Ha’avara”. Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua orang Yahudi dan
modal mereka dari Jerman ke Palestina.
Akibat dari perjanjian ini, sebanyak 60.000 orang Yahudi Jerman (sekitar
20% orang Yahudi Jerman) bermigrasi ke Palestina. Mereka menjadi 15%
dari penduduk Yahudi di sana sampai 1939. Mereka membawa 40 juta Dollar
aset (bernilai sekitar 600 juta Dollar sekarang) dengan persetujuan
rezim Nazi.
1934: Hukum Kerahasiaan Perbankan Swiss direformasi. Setiap
pegawai bank yang melanggar rahasia bank dianggap melakukan tindakan
illegal yang berakibat kurungan penjara. Ini semua adalah persiapan bagi
Perang Dunia II yang dirancang oleh Rothschild, seperti biasa, mereka
akan mendanai kedua pihak di dalam perang tersebut.
1939: I. G. Farben (yang pada akhirnya berubah nama menjadi
Bayer), penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar di
Jerman meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir
semata-mata untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II.
Di Jerman, Hitler secara fenomenal berhasil mengubah negaranya dalam hal
ekonomi sejak dia berkuasa. Dia berhenti berhubungan dengan para bankir
internasional Yahudi, dan berdagang dengan barter tanpa utang tercatat
di kedua pihak.
Sebagai akibat dari kebijakan ini, Jerman mampu menghidupkan kembali
kehidupan sosial dan spiritual semua warga negaranya. Dan warga Jerman
mampu membuat Jerman menjadi negara paling kuat dan paling makmur di
Eropa hanya dalam waktu 7 tahun. Ini membuat Jerman mampu membuat
senjata canggih dan membiayai perang dalam jangka waktu yang lama.
1944: Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang
dikendalikan oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam
serangan-serangan bom terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang,
sementara daerah-daerah Jerman menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G.
Farben ditemukan hanya menderita kerusakan 15%.
1946: Bank of England dinasionalisasikan, itu berarti negara
mendapatkan semua saham di Bank of England yang sekarang menjadi milik
Bendahara Negara dan dipercayakan di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara.
Namun, karena pemerintah tidak punya uang untuk membayar saham, mereka
malah memberikan para pemegang saham rahasia saat itu saham dari uang.
Ini berarti meskipun negara menerima laba operasi bank, perolehan ini
sangat dikurangi fakta bahwa pemerintah sekarang harus membayar bunga
kepada saham-saham baru yang diterbitkannya untuk membayar saham lama.
Jadi, asupan uang Inggris masih hampir seluruhnya dipegang tangan
swasta, dengan 97% di antaranya dalam wujud bunga yang berbuah pinjaman
atau semacamnya yang diciptakan oleh bank-bank komersial swasta.
Akibatnya bank ini sangat dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang
dari dunia perbankan komersial dan ekonomi konvensional. Angota-anggota
Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan berasal hampir seluruhnya dari
dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan bisnis besar, dan tentu saja
seorang Rothschild terus duduk di dewannya.
Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank ini tidak diwajibkan
memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti itu, untuk
menghindari krisis kepercayaan.
1950: Angka-angka mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan
oleh Keluarga Rothschild, setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia
II mengalami penambahan utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin
di bawah kendali Yahudi. Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika
Serikat bertambah dari 43 Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik
598%. Utang Perancis naik 583% dan utang Kanada naik 417 %.
1954: Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di
Hotel Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi
internasional yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang
berpengaruh, kebanyakan politisi dan pebisnis. Mereka bertemu sekali
setahun dan diam-diam menjalankan perintah kekuasaan dunia Yahudi di
balik layar. Mereka bisa memeriksa para pemimpin potensial suatu negara,
dan memutuskan apakah mereka menginginkan orang itu menjadi pemimpin
negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun
1991, Tony Blair ada di sana pada tahun 1993, dan Angela Merkel ada di
sana pada tahun 2005.
1959: Bank de Rothschild Frères di Perancis, mendirikan Imétal
sebagai sebuah perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan
mineral mereka. Bank de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti
nama menjadi Banque Rothschild.
1981: Banque Rothschild dinasionalisasikan oleh Pemerintah
Perancis. Bank baru ini disebut Compagnie Européenne de Banque. Keluarga
Rothschild kemudian mengatur seorang penerus bagi bank Perancis ini,
Rothschild and Cie Banque (RCB) yang akan menjadi rumah investasi
Perancis terdepan.
1985: N. M. Rothschild and Sons menganjurkan Pemerintah Inggris
untuk memprivatisasi gas Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah
Inggris untuk memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk
baja Inggris, batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah
Inggris, dan semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan
menghasilkan beberapa miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota
parlemen Inggris yang terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman
Lamont yang akan menjadi Konselor Bendahara, mantan bankir Rothschild.
1987: Edmond de Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia yang
dirancang untuk memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia
ketiga ke bank ini, sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin
berikan kepada bank ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild
bisa mendapatkan kendali dunia ketiga, yang mewakili 30% permukaan
bumi.
1992: Privatisasi mulai sungguh-sungguh dilakukan di Rusia.
Akibatnya, lewat korupsi, banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan “7
Kepala Oligarki”. Mereka semua adalah para biliuner baru yang mendukung
Boris Yeltsin dengan uang dan media. Mereka bertujuh adalah Boris
Berezovsky, Vladimir Gusinsky, Mikhail Khodorkovsky, Mikhail Friedman,
Alexander Smolensky, Pyotr Aven, semuanya adalah Yahudi. Ditambah satu
orang Rusia, yaitu Vladimir Potanin. Potanin digunakan sebagai
penghubung mereka secara publik kepada pemerintah.
Pada 16 September, Poundsterling Inggris ambruk ketika para spekulan
mata uang yang dipimpin oleh utusan Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi
bernama George Soros meminjam Poundsterling dan menjualnya untuk Mark
Jerman dengan harapan bisa membayar kembali hutang dalam mata uang yang
merosot nilainya dan mengantongi selisihnya.
Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris, Norman Lamont (sebelum menjadi
anggota parlemen, dia adalah seorang bankir modal bersama N.M Rothschild
and Sons), mengumumkan kenaikan suku bunga bank sebanyak 5% dalam satu
hari. Inggris pun terjerumus ke dalam resesi yang berlangsung
bertahun-bertahun ketika banyak bisnis jatuh dan pasar perumahan hancur.
1997: Edgar Bronfman, Ketua Kongres Yahudi Dunia, benar-benar
memeras 1,5 Miliar Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust yang
dia klaim sudah mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya
bukti yang cukup, tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah
salah satu pendukung finansial Presiden Clinton, dan Swiss takut akan
konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya.
Menariknya, pada tahun tersebut sebuah pengadilan dengan 17 anggota yang
berbasis di Zurich mengatur untuk menyelidiki identitas-identitas 5.500
rekening asing dan 10.000 rekening Swiss yang telah tidur sejak akhir
Perang Dunia II, lalu menemukan bahwa hanya 200 rekening berisi total
sekitar 10 juta dolar, kurang dari 1% nya 1,5 Miliar Dollar yang diperas
oleh Bronfman, bisa dilacak kembali kepada korban-korban holocoust itu.
Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99% dari 1,5 Miliar Dollar itu kepada
Swiss? Tentu saja tidak, dan kebetulan, sekitar 6 tahun kemudian, dia
hampir tidak memberikan apa-apa kepada para korban holocoust.
Orang-orang Yahudi dituduh menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan
dengan meniup atas nama “keadilan untuk korban” holocoust yang belum
tentu benar adalah korban.
1998: Pada tanggal 18 Januari, Michael Specter menerbitkan sebuah
cerita di New York Times yang berjudul “Trafficker’s New Cargo: Naive
Slavic Women (Muatan Baru Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia
yang Naif)”. Kisah ini mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi
perdagangan budak wanita kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara
wanita polos yang mereka tipu itu berakhir di Israel.
2000: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Boris Berezovsky,
melarikan diri ke London agar tidak ditangkap di Rusia dan mengalihkan
urusan bisnisnya kepada pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya,
Roman Abramovich, yang kemudian membeli Chelsea Football Club.
2001: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir Gusinsky
melarikan diri ke Israel. Dia menghadapi tuntutan pencucian uang, lalu
bersembunyi di Israel. Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.
2005: Pada tanggal 30 September, surat kabar Denmark,
Jyllands-Posten, menerbitkan 20 ilustrasi kartun. Sebagian besar di
antaranya menggambarkan Nabi Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak
ulang di lebih 50 negara yang mengakibatkan protes skala besar dari
komunitas muslim sedunia.
Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari para perevisi holocoust bahwa
pemimpin-pemimpin Perang Dunia II tidak pernah menyebutkan holocoust
orang-orang Yahudi di kamar-kamar gas. Richard Lynn, Profesor Emeritus
di University of Ulster, melaporkan penelitiannya tentang masalah ini:
“Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut “kamar gas Nazi”, genosida orang Yahudi”, atau “enam juta” korban Yahudi dalam perang”.
Menariknya, organisasi “Conservative Friends of Israel
(Teman-Teman Konservatif bagi Israel)” berkoar dengan bangga di situs
mereka bahwa lebih dari dua pertiga anggota konservatif Inggris di
parlemen adalah anggota organisasi mereka. Hal ini sungguh menjadi luar
biasa, karena angka pemerintah resmi mengungkapkan bahwa orang-orang
Yahudi hanya mewakili kurang dari setengah persen penduduk Inggris.
Mengenai holokaus, memang hal tsb ada, tetapi sepertinya jumlahnya
tidaklah sebesar seperti yang digembar-gemborkan. Untuk lebih jelasnya
mengenai holokaus, Anda dapat melihat/mengunduh buku “Kekejaman
Holokaus” karya Harun Yahya di link: http://id.harunyahya.com/id/works/4729/KEKEJAMAN-HOLOKAUS.
Pada buku tsb juga diceritakan tentang genosida orang-orang cacat dan
berpenyakit, serta perpindahan kaum Yahudi Ethiopia, Irak, dan Yaman ke
Israel oleh gerakan Mossad-Aliyah Bet (badan rahasia Israel) yang
menyebarkan propaganda Anti Semit.
Dinasti Rothschild di Asia Timur dan Asia Selatan
1836: David Sassoon meningkatkan perdagangannya di Cina sampai
lebih dari 30.000 peti opium per tahun, dan kecanduan obat-obatan di
kota-kota pesisir menjadi endemik.
1839: Cina mengalami kecanduan opium yang merajalela yang mengisi
kocek David Sassoon, keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild.
Akibatnya, Kaisar Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan.
Dia memilih Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye
melawan opium. Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon
dan membuangnya ke sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga
Rothschild yang menuntut Angkatan Bersenjata Inggris untuk membalas demi
melindungi bisnis perdagangan narkoba mereka.
Angkatan Bersenjata Inggris menyerang kota dan memblokade pelabuhan.
Tentara Cina sudah berkurang hingga tinggal sepersepuluhnya saja akibat
kecanduan opium, dan terbukti bukan tandingan tentara Inggris. Perang
berakhir pada tahun 1942 dengan penandatanganan Pakta Nanking, yang
isinya:
- Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina.
- Kompensasi bagi David Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin Tse Hu.
- Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa pulau lepas pantai yang dipilih.
- Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium bagi segenap penduduk Cina.
“Saya menjadi kematian, penghancur dunia”.
Dan pada bulan itu juga, ledakan berikutnya di Jepang mengakibatkan
matinya 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki.
1949: Pada 1 Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya
Republik Rakyat Cina (RRC) di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai
oleh Komunisme yang diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani
oleh utusan-utusan Rothschild., yaitu:
- Salomon Adler, mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet;
- Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana;
- Frank Coe, pejabat terdepan IMF yang dimiliki oleh Rothschild.
Dinasti Rothschild di Timur Tengah
1875: Keluarga Rothschild mengendalikan Terusan Suez untuk
melindungi kepentingan bisnis besar mereka di daerah itu. Maka Lionel de
Rothschild (anak pertama Nathan Mayer Rothschild) memerintahkan Perdana
Menteri Yahudi, Benjamin Disraeli, untuk membeli saham di Terusan Suez
dari Khedive Said di Mesir. Keluarga Rothschild meminjamkan uang kepada
Pemerintah Inggris untuk memudahkan pembelian ini, karena mereka
membutuhkan pemerintahan yang mereka kendalikan sehingga mereka bisa
menggunakan kekuatan militer pemerintah tersebut untuk melindunginya.
1924: Edmond de Rothschild (anak Jacob (James) Mayer Rothschild)
mendirikan Palestine Jewish Colonization Association (PJCA) yang
memperoleh tanah seluas lebih dari 500 km2. Lalu dia mendirikan berbagai usaha bisnis di sana, termasuk mendirikan industri anggur Israel.
1925: Ensiklopedia Yahudi tahun itu membuat pernyataan tentang
keberadaan orang-orang Yahudi Ashkenazi (yang mewakili sekitar 90% umat
Yahudi) dengan pengakuan mengejutkan bahwa musuh orang Yahudi, yaitu
Esau (juga dikenal sebagai Edom), sesungguhnya merupakan sebagian besar
ras Yahudi.
1946: Pada 12 Februari, David Ben-Gurion, orang yang akan menjadi
Perdana Menteri Israel, seorang Yahudi Ashkenazi, memerintahkan
Menachem Begin, yang juga akan menjadi Perdana Menteri Israel, juga
seorang Yahudi Ashkenazi, untuk melaksanakan sebuah serangan teroris
terhadap Hotel King David di Palestina. Serangan itu bertujuan untuk
berusaha dan mendesak Inggris keluar. Akibat kejadian ini, 91 orang
terbunuh, kebanyakan mereka adalah rakyat sipil: 41 orang Arab, 28 orang
Inggris, 17 orang Yahudi dan 5 orang lainnya. Sekitar 45 orang terluka.
Ketika ditanya oleh seorang jurnalis ternama Russell Warren Howe,
tentang apakah dia menganggap dirinya Bapak Terorisme di Timur Tengah.
Menachem Begin dengan bangga menjawab:
“Tidak, di seluruh dunia”.
1947: Inggris menyerahkan kendali atas Palestina kepada PBB. PBB
memutuskan Palestina dibagi menjadi 2 negara; satu Yahudi dan satu Arab,
dengan Yerussalem tetap menjadi Zona Internasional yang dinikmati oleh
semua keyakinan agama.
Padahal PBB tidak punya hak untuk memberikan properti Arab kepada
siapapun. Orang Yahudi hanya memiliki 6% dari total tanah orang
Palestina pada saat itu, tapi Resolusi PBB 181 menghibahkan 57% tanah
Palestina kepada Yahudi. Dengan demikian, orang Arab Palestina yang pada
saat itu memiliki tanah sejumlah 94 %, hanya disisakan 43 %.
Serangan-serangan teror terhadap Inggris di Palestina berlanjut. Selama
musim panas, 3 teroris Yahudi (Jacob Weiss, Meir Nakar dan Aushalom
Habib) ditemukan bersalah atas serangan terhadap Penjara Acre pada 4 Mei
1947. Mereka akan dihukum gantung.
Pada waktu yang sama, geng teroris Irgun yang dikepalai oleh Menachem
Begin, menahan 2 Sersan Inggris, yaitu Mervyn Paice dan Clifford Martin,
sebagai tawanan untuk 3 teroris Yahudi di atas.
Eksekusi para teroris dilakukan, dan para Sersan Inggris ditemukan
dieksekusi juga, digantung dari 2 pohon eukaliptus. Tidak puas dengan
membunuh para prajurit Inggris ini, orang-orang Yahudi meranjau mayat
mereka.
1948: Pada dini hari tanggal 19 April, 132 teroris Yahudi dari
geng Irgun yang dipimpin oleh Menachem Bagin, dan geng Stren yang
dipimpin oleh Yitzhak Shamir memimpin pembantaian 200 pria, wanita, dan
anak-anak saat mereka sedang tidur dengan damai di sebuah desa Arab
bernama Deir Yassin.
Sebanyak 800.000 orang Arab yang teringat pembantai Deir Yassin kabur
dengan panik sambil meninggalkan akta kelahiran mereka. Negara Israel
kemudian meluluskan hukum bahwa hanya orang Arab yang bisa membuktikan
kewarganegaraan mereka yang boleh kembali ke tanah mereka. Itu berarti
400.000 orang Arab tidak bisa kembali dan kehilangan semua properti yang
mereka miliki di sana.
Setelah rangkaian kejahatan perang genosida perbuatan Yahudi ini,
orang-orang Yahudi sekarang menguasai 78% bekas tanah penduduk
Palestina, dibandingkan dengan 57% yang telah diberikan kepada mereka
secara illegal oleh PBB yang dikendalikan oleh Yahudi. Ironisnya,
orang-orang Arab Palestina, yang banyak juga diantara mereka adalah
orang Kristen, tidak akan pernah mendapat ganti rugi atas rumah,
properti dan bisnis yang dicuri dari mereka selama genosida ini.
1954: Agen-agen Israel merekrut warga Mesir keturunan Yahudi
untuk mengebom sasaran-sasaran Barat di Mesir, untuk mengkambinghitamkan
orang-orang Arab. Ini jelas merupakan usaha untuk merusak hubungan
Amerika dan Mesir. Menteri Pertahanan Israel, seorang Yahudi Ashkenazi
bernama Pinhas Lavon akhirnya dicopot dari jabatannya, meskipun banyak
orang berpikir sesung-guhnya David Ben Gurion lah yang bertanggung
jawab.
1957: Dalam sebuah invasi gabungan Inggris, Israel dan Perancis
di Terusan Suez, Ariel Sharon mengomando unit-unit yang membunuh
tawanan-tawanan perang Mesir, begitu pula para pekerja sipil Sudan yang
ditangkap oleh orang-orang Yahudi. Total 273 tahanan tak bersenjata
dieksekusi dan dibuang ke kuburan-kuburan massal. Cerita ini dipendam
selama hampir 40 tahun sampai muncul edisi 16 Agustus 1995 dari London
Daily Telegraph.
1967: Perlakuan orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Palestina
akhirnya menyulut kemarahan dunia Arab terutama di Mesir, Yordania dan
Suriah untuk bersiap-siap di perbatasan Israel. Ketiga negara ini
mendadak diserang oleh Israel. Akibatnya, Sinai dicuri dari Mesir,
sedangkan West Bank dan Sungai Yordania dicuri dari Yordania. Bahkan
pada 9 Juni 1967, Israel secara illegal menduduki Dataran Tinggi Golan
yang direbutnya dari Suriah. Daerah ini lalu menyediakan sepertiga air
bersih Israel.
1973: Dalam usaha untuk mendapatkan tanah-tanah yang dicuri
Israel tersebut; Mesir, Yordania, Suriah dan Irak menyerang Israel dan
mendesak pasukan Israel untuk mundur. Karena Israel terancam kalah,
pemerintah Amerika Serikat yang dikendalikan oleh Yahudi mengirim banyak
peralatan dan persenjataan militer Amerika Serikat dari uang pajaknya
untuk mendukung tentara Israel. Bahkan Pemerintah Amerika Serikat
menyiagakan Angkatan Bersenjatanya baik di Jerman maupun di Fort Bragg,
Carolina Utara, sehingga sewaktu-waktu bisa dikirim ke Israel untuk
membantu tentara Israel dalam perang ini.
1977: Pada tanggal 25 Desember, Knesset Israel meluluskan hukum
anti missionaris, 5738-1977, yang mendekritkan bahwa kalau ada orang
Kristen non-Yahudi memberikan sebuah Perjanjian Baru kepada seorang
Israel, dia bisa dipenjara sampai 5 tahun.
1978: Pada bulan Maret, tentara Israel memasuki Lebanon Selatan
dan menduduki bentangan tanah 6 mil ke utara perbatasan mereka.
Peristiwa ini akibat serangan kepada Israel yang berakibat terbunuhnya
30 orang penumpang sebuah bus. Dari situ mereka meluncurkan
serangan-serangan bom Cluster tanpa pandang bulu. Serangan ini
mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang Lebanon dan Palestina,
kebanyakan diantara mereka adalah rakyat sipil.
1981: Pada tanggal 10 Juli, kekerasan lagi-lagi meledak di
Lebanon Selatan dan Israel lagi-lagi membombardir Beirut hingga membunuh
450 orang. Menurut Kurt Waldheim, Sekretaris Jenderal PBB, Angkatan
Udara Israel membombardir sasaran-sasaran Palestina di Lebanon Selatan.
Publik diberitahukan alasan invansi illegal terhadap Lebanon untuk
menghentikan serangan-serangan lintas perbatasan oleh para gerilyawan
Palestina di Lebanon Selatan terhadap pemukiman-pemukiman utara Israel.
Bagaimanapun, alasan sesungguhnya baru diketahui ketika penjagalan ini
dihentikan, begitu pemimpin Palestinian Liberation Organisation (PLO,
Organisasi Pembebasan Palestina), Yasser Arafat, yang tinggal di Beirut,
kabur ke Tunisia.
1985: Israel menjalankan “Operasi Hitam” di kapal pesiar “Achille
Lauru”, ketika kapal itu berlayar dari Alexandria ke Port Said, Mesir.
Kapal ini dibajak, Israel semakin memperburuk posisinya, ketika seorang
penumpang berkursi roda, seorang Yahudi Amerika, Leon Klinghoffer,
dieksekusi dan dilempar keluar kapal, menyebabkan seluruh dunia marah,
terutama di Amerika. Lebih jauh lagi, orang-orang Yahudi memastikan hal
ini menjadi berita utama hari itu di seluruh dunia di media cetak dan
televisi.
Taktik ini dijelaskan dalam buku “Profits of War (Keuntungan
Perang)”. Di dalamnya mantan penasihat intelijen khusus untuk Perdana
Menteri Israel, Yitzhak Shamir, Ari Ben-Menashe, menjelaskan bagaimana
intelijen Israel telah mendanai kelompok-kelompok teror Palestina untuk
melakukan serangan kepada sasaran-sasaran Israel, agar dunia terutama
Amerika, bersimpati kepada Israel dan orang-orang Yahudi, serta membenci
orang-orang Palestina.
1991: Menyusul invansi Irak terhadap Kuwait pada 2 Agustus 1990,
pada 6 januari 1991, Amerika Serikat dan Inggris memulai rentetan
pengeboman udara ke sasaran-sasaran di dalam Irak. Pada 24 Februari,
rentetan serangan darat dimulai yang berlangsung selama 100 jam sampai
28 Februari, ketika sebuah kejahatan terjadi.
Kejahatan ini adalah pembantaian 150.000 tentara Irak dengan bahan bom
udara bahan bakar. Orang-orang Irak ini melarikan diri lewat jalan tol
yang padat dari Kuwait ke Basrah. Presiden George Herbert Walker Bush
memerintahkan pesawat udara Amerika Serikat dan unit-unit darat untuk
membunuh tentara yang menyerah ini, yang kemudian di buldozer ke dalam
kuburan massal tanpa tanda di gurun pasir.
Kejadian ini bertepatan dengan jatuhnya Hari Purim (hari libur Yahudi)
pada tahun tersebut. Inilah hari orang-orang Yahudi merayakan kemenangan
mereka atas Babilonia kuno yang sekarang bertempat di dalam batas-batas
Irak, dan hari ketika orang-orang Yahudi didorong untuk mendapatkan
pembalasan berdarah terhadap musuh-musuh mereka, yang Purim nyatakan
pada dasarnya adalah semua orang non-Yahudi.
1993: Pada 25 Juli, tentara Israel meluncurkan “Operasi
Pertanggungjawaban” terhadap Lebanon Selatan sebagai tanggapan terhadap
serangan tentara Hizbullah yang membunuh 7 prajurit Israel di Israel
Utara. Serangan Israel ini merupakan rangkaian serangan udara sepanjang
minggu yang membunuh 130 rakyat sipil Lebanon dan 300.000 orang lainnya
terpaksa melarikan diri dari rumah mereka.
1994: Pada 25 Februari, tepatnya pada hari Purim, di Israel, Dr.
Baruch Kappel Goldstein, yang melayani sebagai seorang dokter di Israeli
Defense League (IDF, Liga Pertahanan Israel), dan merupakan keturunan
langsung dari Rabi Shneur Zalman dari Liadi, pendiri gerakan Chabad
Lubavitch, memasuki Masjid Cave of the Patriachs (gua para
kepala keluarga) saat shalat dan membunuh 29 orang muslim serta melukai
125 orang lainnya. Dia melakukan ini dengan menembaki mereka dengan
sebuah senjata otomatis. Akhirnya dia kalah jumlah oleh orang-orang yang
selamat dan dihajar sampai mati.
Hanya 2 hari setelah pembantaian Goldstein, Rabi Yaacov Perrin menyatakan:
“Satu juta orang Arab tidak sebanding dengan kuku jari seorang Yahudi”.
1996: Dalam rangkaian serangan militer Israel terhadap tentara Hizbullah di Lebanon Selatan yang disebut “Operation Grapes of Wrath
(Operasi Anggur Kemurkaan)”, tentara Israel melancarkan semua roket
kepada sebuah ambulans di Beirut, membunuh 6 orang rakyat sipil, yaitu 2
wanita dan 4 anak-anak.
2002: Perdana Menteri Israel, seorang penjahat perang, Ariel
Sharon, memerintahkan genosida terhadap warga Palestina dengan
pembantaian di perkemahan pengungsi Jenin di West Bank. Sebagai
tanggapan atas pembunuhan ini, Presiden Bush awalnya menuntut tentara
Israel langsung ditarik dari kota-kota Palestina. Ariel Sharon secara
publik menolak melakukannya. Bush pada 18 April 2002 menyatakan hal
berikut ini:
“Ariel Sharon adalah orang yang damai”.
Mantan Agen Mossad, Victor Ostrovsky, meramalkan bahwa terjadinya hal ini pada halaman 252 di dalam bukunya “The Other Side of Deception“, yang diterbitkan pada tahun 1994:
“Kalau Mossad bisa mengatur agar Hamas (Partai Perjuangan Sejati Rakyat
Palestina) mengambil alih jalan-jalan Palestina dari PLO, maka rencana
itu terbukti benar”.
Rencana yang dimaksudkannya adalah mendukung elemen-elemen radikal
muslim sehingga para fundamentalis tersebut tidak akan bisa bernegosiasi
dengan Barat.
Pada 12 Juli, 2 prajurit Israel menyasar ke wilayah Lebanon dan
ditangkap sebagai tahanan perang oleh tentara Lebanon. Media Yahudi di
seluruh dunia berteriak bahwa mereka diculik, tapi tidak menyebutkan
fakta bahwa Israel telah menangkap dan memenjarakan lebih dari 9.000
orang Palestina tanpa peradilan. Israel mulai mengebom Lebanon tanpa
pandang bulu.
Sehubungan dengan 9.000 orang Palestina yang dipenjara tanpa peradilan,
Artikel 111 Hukum Israel memandatkan bahwa pemerintah boleh menahan
siapapun selama waktu yang tidak terbatas, tanpa peradilan dan tanpa
menyatakan tuntutannya.
Ketika media Yahudi melaporkan konflik antara Israel dan Lebanon ini,
mereka tidak menyebutkan jumlah penganut Kristen di Lebanon yang
mencapai 40-45% dari populasi penduduknya. Mereka malah menggambar
Lebanon sebagai segerombolan teroris Al-Qaeda muslim yang jahat. Dalam
sebulan, lebih dari 1.000 pria, wanita dan anak-anak Lebanon terbunuh.
Ratusan ribu orang terluka, dan seperempat penduduk negara itu
mengungsi.
Perang berakhir dengan Israel menarik diri, banyak orang Yahudi tidak
puas dengan hasil akhir dan menuduh Perdana Menteri Ehud Olmert kalah
dalam perang ini. Bagaimanapun, ketika dia hadir di hadapan Komite
Urusan Asing dan Pertahanan Knesset pada 5 September 2006, dia
menyatakan:
“Klaim bahwa kita kalah tidak punya landasan, setengah Lebanon hancur, apakah itu kekalahan?”
“Tidak akan pernah ada retorika Hak Asasi Manusia pada orang-orang Yahudi. Kalau pun ada, itu pasti sebuah kesalahan.”
Dari rentetan peristiwa diatas, tidak heran jika John Pilger, jurnalis
independen yang sering mengkritik kebijakan kapitalis Barat, menulis:
“Di Timur Tengah, semua diktator dan raja dilanggengkan oleh AS. Dalam “Operation Cyclone” CIA dan MI6 (Dinas Rahasia Inggris) secara rahasia membungkam gerakan-gerakan Islam di sana. Korban dari terorisme yang dilakukan Barat di berbagai penjuru dunia, mayoritasnya adalah muslim. Rakyat pemberani yang ditembaki di Bahrain dan Libya pada hakikatnya bergabung dengan anak-anak Gaza yang diledakkan oleh pesawat F16 buatan AS. Revolusi di Arab tidaklah sekedar melawan diktator lokal namun melawan tirani ekonomi global yang didesain oleh AS dan dijalankan oleh USAID, IMF, Bank Dunia; yang menyebabkan rakyat di negeri yang kaya seperti Mesir harus hidup dengan 2 dollar sehari.”
Dinasti Rothschild di Afrika
1972: World Health Organization (WHO, organisasi kesehatan dunia)
melakukan program vaksinasi cacar besar-besaran untuk jutaan orang
Afrika. Vaksin cacar ini ditempeli virus HIV/AIDS sehingga program
pengurangan penduduk yang didukung oleh Rothschild bisa dimulai di
kalangan penduduk berkulit hitam miskin yang tumbuh dengan kecepatan
tinggi.
1994: Nelson Mandela terpilih menjadi menjadi Presiden Afrika Selatan
yang digembar-gemborkan oleh media di seluruh dunia. Media milik Yahudi
memuji hari bersejarah tersebut bahwa seorang pria berkulit hitam
terpilih untuk memimpin Afrika Selatan.
Sebelumnya, Nelson Mandela menjalani 26 tahun di penjara dengan banyak
tuduha diantaranya 193 tuduhan terorisme yang dilakukan sejak 1961
hingga 1963. Dia menyatakan di pengadilannya pada 1964:
“Saya tidak menyangkal bahwa saya melaksanakan sabotase itu.”
Apa yang tidak media Yahudi sebutkan adalah bahwa Mandela yang kebetulan
sebelum dikurung menulis pamflet “Cara Menjadi Komunis yang Baik”,
sekedar ditempatkan di penjara agar tidak ada gangguan bagi Afrika
Selatan yang dijalankan oleh Keluarga Oppenheimer Rothschild dan
khususnya bisnis-bisnis tambang emas dan berlian mereka.
Memang, Kepala Keluarga Oppenheimer, Harry Oppenheimer, memiliki 95%
tambang berlian dunia. Tidak mengejutkan bahwa media Yahudi lalai
memberi tahu pembaca kenapa orang-orang kulit hitam di Afrika Selatan
memang mendapatkan Afrika untuk rakyat Afrika, itu karena semua tambang
emas dan berlian (kekayaan Afrika Selatan) masih dikendalikan oleh
orang-orang Yahudi.
Maka tidak mengejutkan bahwa African National Conggress (ANC) di Afrika
Selatan dibimbing oleh 2 orang Yahudi Komunis, yaitu Albie Sachs dan
Yossel Mashel Slovo (Joe Slovo). Bahkan, ketika ANC Nelson Mandela
mengambil alih Afrika Selatan, Slovo diangkat menjadi Menteri
Perencanaan.
Akibatnya, negara itu menderita penurunan standar yang dramatis bagi
penduduk kulit hitamnya, dan dengan cepat menurun ke status negara yang
paling penuh kekerasan dan kejahatan. Infeksi AIDS melonjak sampai
setidaknya 25% penduduk kulit hitam. Penerus Mandela, Govan Mbela,
setelah menjadi penerus Mandela sebagai Presiden, menyatakan bahwa
kemiskinanlah, bukan HIV, penyebab AIDS.
2000: Di Tanzania, dengan sekitar 1,3 juta orang sekarat akibat AIDS;
Bank Dunia dan IMF yang bertanggung jawab atas ekonomi Tanzania sejak
1985, memutuskan Tanzania mengubah periksa gratis di rumah sakit. Mereka
juga memerintahkan Tanzania untuk mengubah biaya sekolah dari sistem
pendidikan yang sebelumnya gratis, lalu mengungkapkan keterkejutan
ketika pendaftaran sekolah jatuh dari 80% menjadi 66%. Produk Domestik
Bruto (PDB) Tanzania jatuh dari 309 Dollar menjadi 210 Dollar per
kapita, standar melek huruf jatuh dan rasio kemiskinan melarat telah
meningkat, meliputi 50% penduduk.
2004: Para pemimpin Islam di Nigeria Utara, mengklaim kampanye imunisasi
United Nations Children’s Fund (UNICEF, Dana Anak-Anak PBB) merupakan
bagian dari plot Amerika Serikat untuk mengurangi penduduk daerah itu
dengan menyebarkan AIDS dan alat-alat sterilisasi. Orang-orang Afrika
berkaca pada uji coba laboratorium mereka sendiri yang menunjukkan
vaksin itu terkontaminasi. Untuk membuktikan vaksin itu aman, Pemerintah
Amerika Serikat mengirim satu tim ilmuwan, pemimpin agama, dan
lain-lainnya ke sana untuk menyaksikan uji coba vaksin itu di
laboratorium-laboratorium asing. Bagaimanapun, begitu uji coba itu
selesai, mereka menolak untuk merilis hasilnya.
2011: Dalam artikelnya yang diterbitkan tahun 2011 di Kompasiana berjudul “Kini Tiba Giliran Libya”, Dina Sulaeman mengatakan:
“Menurut Wall Street Journal (28 Aug 2009), Libya ternyata adalah negara
dengan sumber minyak terbanyak di Afrika. Konsesi minyak Libya
diserahkan kepada perusahaan-perusahaan minyak yang di antaranya sudah
umum didengar telinga, British Petroleum, Shell, atau ExxonMobil.
Perusahaan-perusahaan yang sama yang juga mengeruk minyak dan gas di
Indonesia dan negara-negara Dunia Ketiga lainnya, yang saham terbesarnya
dikuasai oleh orang-orang Zionis.
Namun yang menarik, Wall Street Journal mengeluhkan sikap Libya yang
menyulitkan investor. Sejak tahun 2007, Pemerintah Libya rupanya memaksa
perusahaan-perusahaan minyak asing untuk menegosiasi ulang kontrak.
Perusahaan yang ingin memperpanjang kontrak diharuskan membayar bonus
yang sangat besar dan hanya mendapatkan hak eksplorasi yang lebih
sedikit. Libya mengancam perusahaan-perusahaan itu dengan nasionalisasi
bila mereka menolak syarat-syarat yang ditetapkan. Menurut Wall Street
Journal, dalam kondisi seperti ini, tender hanya mungkin dimenangkan
oleh perusahaan minyak yang dimiliki negara seperti Gazprom dari Rusia
atau Sonatrach dari Aljazair. Artinya, perusahaan-perusahaan swasta
milik pengusaha-pengusaha Zionis itu merasa tergencet.
Laporan Wall Street Journal ini sangat bersesuaian dengan doktrin lama
kekuatan-kekuatan kapitalis Zionis: bila sebuah rezim mengancam
kepentingan kapitalis, gulingkanlah! Lembaga-lembaga think-tank Zionis,
mulai dari Freedom House, National Democrat Institute, International
Republican Institute, USAID, hingga LSM-LSM swasta yang didanai
milyarder Zionis macam Open Society-nya George Soros sudah terbukti
menjadi dalang dari upaya-upaya penggulingan rezim (baik yang sudah
berhasil maupun belum) di Serbia, Georgia, Ukraina, Kyrgystan,
Nikaragua, Myanmar, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Palestina, Lebanon,
dan Iran. Tentu saja, upaya ‘pemberian bantuan’ untuk penggulingan rezim
di sebuah negara bukan mereka lakukan dengan niat tulus membebaskan
rakyat dari kediktatoran sebuah rezim, tapi semata-mata demi memuluskan
jalan bagi korporasi-korporasi transnasional milik Zionis.
Tentu, tulisan ini bukan untuk membela Qaddafi yang jelas-jelas diktator
itu. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa ternyata ada banyak jenis kroni
Amerika Serikat -Zionis. Ada yang budak dalam arti seutuhnya, tunduk
patuh pada apapun kata Sang Tuan, macam Ben Ali atau Hosni Mobarak,
sampai-sampai rakyat mereka hidup miskin. Ada pula yang berwujud
diktator, macam Qaddafi, tetapi masih berani bermulut besar di depan
Barat sehingga rakyatnya tetap punya uang sekitar 14.000 dolar per
tahun. Ada pula yang menjaga citra sebagai pemimpin yang ramah dan
demokratis, namun sesungguhnya lewat tangannyalah kekayaan alam
negaranya diobral habis kepada korporasi Amerika Serikat-Zionis. Dan
manusia merdeka, tak seharusnya tunduk pada kroni Amerika
Serikat-Zionis, dalam wujud apapun.”
Hakim Maulani dalam artikelnya berjudul “Sisi Lain Krisis Libya”
mengatakan: “Victor Ostrovsky, seorang pembelot dari dinas intelijen
Mossad yang sekarang tinggal di Kanada, pernah membocorkan bahwa
tuduhan-tuduhan terhadap Libya sebenarnya adalah fitnah yang dikerjakan
oleh operasi intelijen Israel”.
Dinasti Rothschild di Vietnam
Apa yang diungkapkan disini merupakan saduran dari artikel “Sejarah
Intervensi Amerika Serikat: Ada Minyak, Dibalik “Perang-Perangan”
Vietnam” karangan Sri Endang Susetiawati. Berikut beritanya:
Oleh Laurence, sebagian besar senjata itu dijual kepada pemimpin
Vietnam, Ho Chi Minh, dengan harga sangat murah, atas dasar jasa baik
Ho.
Alasannya, Ho Chi Minh dianggap telah membantu Sekutu dalam melawan
Jepang selama perang. Namun demikian, alasan yang sesungguhnya adalah
terkait dengan buku yang ditulis oleh Herbert Clark Hoover, seorang
insinyur pertambangan dan ahli geologi dunia, yang kemudian menjadi
presiden AS ke-31 (1929-1933). Dalam bukunya yang terbit tahun 1920,
Hoover menyebutkan adanya potensi cadangan minyak sangat besar pada
daerah sepanjang pantai Indo-China, atau yang kemudian dikenal dengan
Vietnam.
Masalahnya, saat buku itu diterbitkan, Vietnam masih dikuasai (dijajah)
oleh Perancis. Sementara itu, metode survei dan teknik pengeboran minyak
lepas pantai belum berkembang seperti sekarang. Jelang kekalahan Jepang
pada Perang Dunia II, kesempatan untuk menguasai daerah cadangan minyak
itu terbuka. Caranya, adalah dengan melakukan penjualan senjata dengan
harga murah kepada Ho Chi Minh yang dimaksudkan agar dapat mengusir
Perancis dari Vietnam.
Laurence Rockefeller berpikir bahwa ia akan bisa “menipu” Ho Chi Minh
dengan menawarkan senjata untuk mengusir Perancis, kemudian Standard Oil
akan mengambil alih ladang lepas pantai yang belum berkembang.
1950: Metode eksplorasi minyak bawah laut lebih dikembangkan dengan
menggunakan ledakan kecil di dalam air, sehingga menghasilkan efek gema
suara yang memantul dari berbagai lapisan batuan di bawahnya. Dengan
metode ini, surveyor kemudian bisa menentukan lokasi yang tepat, dimana
akumulasi cadangan minyak yang besar terdapat di bawahnya. Jika metode
ini digunakan di lepas pantai Vietnam, maka Standard Oil dianggap tidak
memiliki hak, sehingga Vietnam, Cina, dan Jepang mungkin akan beradu
cepat dengan Perancis untuk mengadu pada PBB, bahwa Amerika telah
mencuri minyak, dan diminta untuk segera menutup operasinya.
Itulah gunanya perang Vietnam. Kegiatan survei cadangan minyak dapat
dilakukan dengan tanpa kekhawatiran pengaduan negara-negara lain ke PBB.
1954: Sial bagi Rockeller, ketika Vietnam, melalui Jenderal Giap
akhirnya berhasil mengalahkan dan mengusir Perancis di Dien Bien Phu,
ternyata Ho mengingkari kesepakatan. Mengapa?
Karena, ternyata rahasia buku Hoover telah diketahui oleh banyak pihak,
termasuk Perancis, Vietnam, Jepang dan Cina. Itulah pula, mengapa
sekitar tahun 1950-an, sejak lepasnya Vietnam, Perancis cukup sewot
terhadap Amerika Serikat, dimana Presiden Perancis Charles De Gaul ingin
keluar dari NATO.
Ho Chi Minh dianggap tidak akan membiarkan Standard Oil seenaknya dalam
menguasai ladang minyak Vietnam. Maka, Vietnam pun dicap sebagai negara
komunis, karena memiliki pandangan bahwa minyak adalah dikuasai oleh
negara, milik masyarakat, sehingga tidak ada ruang bagi perusahaan
minyak swasta, seperti Standard Oil untuk mengembangkan bisnisnya.
Rencana perlawanan pun disusun dengan “menyewa” anak muda Amerika
berperang melawan Vietnam “komunis”. Komunisme menjadi isu Amerika dalam
membenarkan intervensi dan peperangan di Vietnam.
1955: Perang Vietnam pecah yang berlangsung selama 20 tahun (berakhir
pada tahun 1975), yang menurut Smith tak lain adalah sebuah “penipuan
minyak”.
Amerika melawan tentara Vietnam yang senjatanya diperoleh dari Amerika
Serikat sendiri dengan harga sangat murah. Pertanyaan yang muncul,
meskipun senjata Amerika Serikat sangat unggul dan telah kehilangan
57.000 orang Amerika, dan 500.000 orang Vietnam, mengapa Amerika Serikat
tidak berhasil memenangkan “perang?”.
Mengapa Presiden Amerika Serikat memerintahkan tentaranya yang dipastikan mereka tidak akan menang?
Jawabannya, adalah amat mungkin bahwa memenangkan “perang” itu bukan
bagian dari rencana para penguasa bisnis energi. Sangat mungkin, bahwa
lamanya waktu “perang” adalah jauh lebih penting dari kemenangan atas
perang itu sendiri. Oleh sebab itu, beberapa sumber mengatakan bahwa CIA
diduga kuat beberapa kali mengirimkan info tentang strategi tentara
Amerika Serikat kepada Vietkong (sebutan untuk tentara Vietnam)
1960: Untuk menutupi fakta bahwa perang Vietnam hanyalah
“perang-perangan” alias “perang yang ‘dibuat-buat’”, maka diperlukan
alasan yang memadai untuk mengakhiri perang. Apa yang dilakukan? Pada
akhir 1960, Standar Oil merekrut banyak pemuda idealis yang menentang
perang dan wajib militer. Perusahaan minyak ini memberikan dukungan
penuh pada mereka dalam hal bantuan keuangan dan organisasi.
Mereka, para pemuda idealis tersebut, diorganisir dan sepenuhnya
didukung untuk melakukan demonstrasi besar-besaran secara terus-menerus
yang menyatakan anti perang Vietnam sepanjang tahun 60-an hingga 70-an.
Ternyata, hampir tidak ada demonstran yang tahu bahwa mereka sedang
diperalat atau dimanfaatkan oleh kepentingan pengusaha minyak tersebut.
Sebuah keadaan yang dianggap memiliki kaitan dengan mundurnya Presiden
Nixon atas kasus Watergate, kemudian digantikan oleh Gerald Ford dengan
wakilnya Nelson Rockefeller, salah seorang cucu pendiri Standard Oil.
Setiap hari ada pesawat jet lepas landas menuju lokasi pengeboman di Utara dan Vietnam Selatan.
Selanjutnya, dengan menggunakan prosedur militer yang normal, pesawat
itu kembali ke kapal induk, lalu membuang ledakan bom yang tersisa di
laut sebelum kembali mendarat. Tentu saja, pengeboman “bohong-bohongan”
dilakukan di zona aman yang telah ditentukan, jauh dari posisi operasi
survei. Para pengamat hanya akan melihat ledakan kecil yang terjadi
setiap hari di perairan Laut Cina Selatan dan berpikir itu hanya bagian
dari “perang”.
1995: Pada tahun 1995, jelang normalisasi hubungan Amerika
Serikat-Vietnam, dalam sebuah siaran TV BBC tentang industri minyak,
presiden salah satu perusahaan minyak, anak perusahaan dari Standard
Oil, dengan enteng menyatakan,
“.... Itu hanya kebetulan, bahwa kami baru selesai melakukan survei
minyak lepas pantai saat hampir bersamaan dengan hari terakhir perang,
seperti helikopter terakhir meninggalkan atap kedutaan di Saigon... “.
Benarkah hanya kebetulan? Pada 15 tahun kemudian, usai penyatuan kembali
Vietnam Utara dan Vietnam Selatan (1975), ketika kebanyakan orang sudah
lupa tentang “perang”, dan saat Vietnam membutuhkan uang tunai, maka
eksplorasi minyak lepas pantai pun mulai dimungkinkan bagi perusahaan
swasta asing. Pembagian zona eksplorasi minyak pun dilakukan oleh
pemerintah Vietnam, untuk kemudian ditawarkan kepada sejumlah perusahaan
minyak asing dari berbagai negara.
Beberapa perusahaan minyak dari 12 negara mengajukan penawaran. Antara
lain: Statoil Norwegia, British Petroleum, Royal Shell Belanda, bahkan
Rusia, Jerman dan Australia pun termasuk yang mengajukan diri untuk
eksplorasi tersebut. Bagaimana hasilnya? Perusahaan dari berbagai negara
yang melakukan pengeboran di bagian ladang mereka hanya mendapatkan
lubang kering tanpa hasil minyak. Hanya perusahaan milik “Amerika” yang
berhasil menangguk kuntungan miliaran dolar, di ladang Golden Dragon,
Blue Lotus, dan White Tiger, ladang minyak di Laut Cina Selatan, lepas
pantai Vietnam.
Apakah semuanya itu hanya kebetulan?
Apakah perusahaan minyak Amerika Serikat itu hanya sedang beruntung saja?
Tentu saja tidak. Perusahaan Amerika Serikat telah tahu letak cadangan
minyak, sementara perusahaan-perusahaan minyak negara lainnya tidak.
Mengapa lebih tahu? Karena, mereka telah melakukan survei selama 10
tahun, saat perang Vietnam berlangsung. Itulah hebatnya Amerika! Peluang
bisnis di Vietnam kian terbuka, dan pada tahun 1995 hubungan
Vietnam-Amerika Serikat pun dinormalisasi.
Hmm… sebuah model operasi politik, bisnis, dan militer yang dikemas secara rapi.
2005: Adalah menarik tulisan Marshall Douglas Smith (2005) yang berjudul
Black Gold Hot Gold. Seorang profesional dan praktisi bisnis
perminyakan di Amerika Serikat ini menyebutkan bahwa perang Vietnam
sebenarnya hanyalah “perang-perangan” yang sengaja dibuat untuk menutupi
kepentingan bisnis minyak di sepanjang lepas pantai Vietnam, atau Laut
Cina Selatan. Menurutnya, perang Vietnam adalah perang yang sengaja
tidak untuk dimenangkan. Mengapa? Karena, tujuannya memang bukan untuk
kemenangan perang, namun sekedar untuk mengelabui kegiatan survei
kandungan minyak di lepas pantai Vietnam.
Dinasti Rothschild di Indonesia
1602: Pada 20 Maret, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie
-Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur
Belanda) yang merupakan cabang dari Freemason (kelompok pemuja iblis
yang dikembangkan dan didanai Rothschild) melakukan penjajahan di
Indonesia dan mengeruk sumber daya alamnya selama ratusan tahun.
Tak heran jika kelompok-kelompok perlawanan masyarakat terhadap Belanda
dimotori oleh para pemuka agama ini. Contohnya Pangeran Diponegoro. Ia
bahkan menyimpulkan, jika penjajahan yang dilakukan Belanda terhadap
Indonesia ingin langgeng, maka Islam harus dilumpuhkan. Dengan cara ini,
Belanda bahkan mendapat keuntungan lain, yakni penduduk Pulau Jawa
dapat diKristenkan dengan lebih mudah. Sebuah usulan yang cerdik, cerdas
dan licik. Sesuai dengan karakternya.
Tugas Beek selesai, dan ia kembali ke Belanda. Namun keinginannya untuk
kembali ke Indonesia sangat besar. Apalagi karena hasil kajiannya
membuat ia terobsesi untuk juga melakukan seperti apa yang diusulkan
kepada pemerintahnya; menghancurkan Islam dan mengKristenkan pemeluknya
demi melanggengkan penjajahan Belanda di bumi Nusantara. Ia pun berupaya
agar dapat menjadi pastur, dan ditugaskan lagi ke Indonesia.
Pada 1948, Beek ditasbihkan menjadi pastur, namun baru kembali ke
Indonesia pada 1956 atau setahun setelah pemilu pertama dilaksanakan di
Indonesia. Selama kurun waktu delapan tahun sejak ditasbihkan hingga
ditugaskan kembali di Indonesia, ia mengasah diri dengan mempelajari
banyak hal, terutama mempelajari metode-metode efektif untuk
menghancurkan Islam. Diduga kuat, sejak ia kembali ke Belanda dan
menjelang kembali lagi ke Indonesia, ia didekati dua organisasi yang
hingga kini sangat berpengaruh di dunia, yakni Freemasonry dan CIA. Tak
heran jika M. Sembodo dalam buku berjudul ‘Pater Beek, Freemason, dan
CIA’ menyebut: “Ketika Beek menjejakkan kaki kembali di Bumi Pertiwi,
statusnya bukan hanya seorang misionaris Kristen Katolik, tapi juga
anggota CIA dan Freemason”.
1965: Pada 30 September, gerakan pembunuhan para Jenderal yang dianggap
loyal terhadap Soekarno dilakukan oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).
Namun ternyata, berdasarkan kesaksian para saksi, kuat dugaan bahwa
gerakan tersebut dikendalikan oleh Letjen Soeharto, yang pada akhirnya
memanfaatkan Supersemar untuk menduduki posisi Presiden yang dipegang
oleh Soekarno.
Namun fakta menunjukkan bahwa dalang sebenarnya dari Gestapu adalah
Henry Kissinger yang menggerakkan CIA untuk menjatuhkan Soekarno lewat
Soeharto, dimana mereka merancang peristiwa yang dikenal dengan sebutan
“Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI)”. Henry
Kissinger adalah orang kepercayaan Rothschild dan sangat dekat dengan
keluarga Rockfeller (keluarga Rothschild dari garis anak perempuan).
Mereka semua tergabung dalam grup Bilderberg (salah satu organisasi yang
berisi para pejabat dan penguasa paling berpengaruh yang bertujuan
untuk menguasai dan mengendalikan dunia).
Dipilihnya Soeharto untuk menjadi penguasa Indonesia oleh Amerika
Serikat, karena sikap Presiden Soekarno yang ‘keras’ untuk tidak mau
tunduk kepada kepentingan asing yang ingin menguasai sumber daya alam
Indonesia. Ucapan terkenal Soekarno: “Amerika… go to hell with your
aid”, adalah bukti kerasnya sikap Presiden Republik Indonesia tersebut.
Setelah Soeharto berkuasa, maka apa yang diinginkan oleh Yahudi Jahat
untuk membuat Indonesia menerapkan “The New World Order” menjadi
terlaksana. Sumber Daya Alam Indonesia hampir semua dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan asing milik Yahudi, dan Indonesia menjadi
terkungkung karena tidak bisa lepas dari jeratan hutang.
Screenshot diatas adalah dokumen CIA yang merupakan hasil perbincangan
antara Presiden Nixon (Presiden Amerika Serikat), Henry Kissinger
(Menteri Luar Negeri Negara Amerika Serikat), dan Presiden Soeharto
(Presiden Indonesia). Mereka memperbincangkan penerapan “The New World
Order” di Indonesia, yang sepertinya dijalankan oleh Soeharto dengan
baik oleh Pemerintahan “New Order” (Orde Baru) nya. Baik Nixon maupun
Kissinger pernah dinobatkan oleh majalah Time sebagai “Men of The Year”
setelah mereka berhasil mendeklarasikan “New World Order” di Cina.
Sumber: Film “Invisible Empire (A New World Order Defined)” di YouTube.
1967: Penandatanganan Kontrak Karya (KK) I pertambangan antara
pemerintah Indonesia dengan Freeport menjadi landasan bagi perusahaan
ini untuk memulai melakukan aktivitas pertambangan. Tak hanya itu, KK
ini juga menjadi dasar penyusunan UU Pertambangan Nomor 11/1967, yang
disahkan pada Desember 1967 atau delapan bulan berselang setelah
penandatanganan KK.
Aktivitas Freeport yang berlangsung dalam kurun waktu lama ini telah
menimbulkan berbagai masalah, terutama dalam hal penerimaan negara yang
tidak optimal, peran negara/BUMN untuk ikut mengelola tambang yang
sangat minim dan dampak lingkungan yang sangat signifikan, berupa
rusaknya bentang alam pegunungan Grasberg dan Erstberg. Kerusakan
lingkungan telah mengubah bentang alam seluas 166 km persegi di daerah
aliran sungai Ajkwa.
1995: Pada tahun 1995 Freeport baru secara resmi mengakui menambang emas
di Papua. Sebelumnya sejak tahun 1973 hingga tahun 1994, Freeport
mengaku hanya sebagai penambang tembaga. Jumlah volume emas yang
ditambang selama 21 tahun tersebut tidak pernah diketahui publik, bahkan
oleh orang Papua sendiri. Panitia Kerja Freeport dan beberapa anggota
DPR RI Komisi VII pun mencurigai telah terjadi manipulasi dana atas
potensi produksi emas Freeport. Mereka mencurigai jumlahnya lebih dari
yang diperkirakan sebesar 2,16 hingga 2,5 miliar ton emas. DPR juga
tidak percaya atas data kandungan konsentrat yang diinformasikan sepihak
oleh Freeport.
Anggota DPR berkesimpulan bahwa negara telah dirugikan selama lebih dari
30 tahun akibat tidak adanya pengawasan yang serius. Bahkan Departemen
Keuangan melalui Dirjen Pajak dan Bea Cukai mengaku tidak tahu pasti
berapa produksi Freeport berikut penerimaannya. Di sisi lain, pemiskinan
juga berlangsung di wilayah Mimika, yang penghasilannya hanya sekitar
$132/tahun, pada tahun 2005. Kesejahteraan penduduk Papua tak terkerek
naik dengan kehadiran Freeport yang ada di wilayah mereka tinggal. Di
wilayah operasi Freeport, sebagian besar penduduk asli berada di bawah
garis kemiskinan dan terpaksa hidup mengais-ngais emas yang tersisa dari
limbah Freeport.
Selain permasalahan kesenjangan ekonomi, aktivitas pertambangan Freeport
juga merusak lingkungan secara masif serta menimbulkan pelanggaran HAM.
Timika bahkan menjadi tempat berkembangnya penyakit mematikan seperti
HIV/AIDS dan jumlah tertinggi penderita HIV/AIDS berada di Papua.
Keberadaan Freeport juga menyisakan persoalan pelanggaran HAM yang
terkait dengan tindakan aparat keamanan Indonesia di masa lalu dan kini.
Ratusan orang telah menjadi korban pelanggaran HAM berat bahkan
meninggal dunia tanpa kejelasan. Hingga kini, tidak ada satu pun
pelanggaran HAM yang ditindaklanjuti serius oleh pemerintah bahkan
terkesan diabaikan.
2010: Pengamat A. Nizami lewat artikelnya berjudul “Yahudi Kuasai
Ekonomi Indonesia” mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan migas asing
seperti ExxonMobil, Chevron, Conoco, Amoco, BP, Arco, dsb merupakan
pecahan dari Standard Oil yang dimiliki oleh Rockefeller.
Perusahaan-perusahaan “Yahudi Amerika Serikat” telah menguasai 90% migas
di Indonesia.
Freeport dimana mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Henry
Kissinger duduk dalam Dewan Komisaris; menguras emas, perak, dan tembaga
Papua mendapatkan puluhan trilyun (dan mungkin sebetulnya ratusan
trilyun) per tahun dari kekayaan alam Indonesia. Konyolnya lagi, untuk
mendapat 10% saham perusahaan tsb, Indonesia harus bayar mahal. Padahal
mereka mendapatkan tanah milyaran meter per segi berikut emas, tembaga,
perak secara “GRATIS” dari Indonesia.
Juli 2010, Nathaniel Rothschild melalui perusahaannya, Vallar PLC meraup
US$ 1,1 miliar dalam IPO-nya. Dana dari hasil penjualan saham ke publik
itu akan digunakan untuk mengakuisisi sejumlah perusahaan pertambangan,
namun tidak termasuk di Indonesia. Lantas kenapa akhirnya Rothschild
melirik Indonesia?
“Kami gembira telah menerima respons yang positif dari investor global
dalam situasi yang sulit ini”, ujar Rothschild dalam pernyataannya
beberapa waktu lalu seperti dikutip dari Reuters. “Pasar yang menantang
tersebut mendatangkan kami dengan kesempatan akuisisi yang menarik dan
kami yakin kami dapat mengakuisisi bisnis pertambangan yang besar pada
valuasi yang dapat meningkatkan nilai pemegang saham secara signifikan
dan memberikan kerangka bagi pertumbuhan masa depan Vallar”, jelas
Rothschild. Vallar semula berniat untuk mengakuisisi pertambangan
batubara di Colombia yang dimiliki perusahaan berbasis di Amerika
Serikat, Drummond Co.
Namun nyatanya, Vallar justru banting setir dan memilih Indonesia.
Mengapa? “Karena aset-aset (batubara di Indonesia) secara signifikan
jumlahnya lebih besar dan biayanya lebih rendah”, jelas Rothschild dalam
conference call-nya seperti dikutip dari Wall Street Journal, Rabu
(17/11/2010).
Indonesia kini tercatat sebagai eksportir batubara terbesar di dunia
dengan konsumen terbesar adalah dari pembangkit-pembangkit listrik.
Rothschild selanjutnya ingin menjadikan perusahaan gabungannya dengan
Bakrie itu sebagai pemasok terbesar dunia. “Kami telah mengumumkan
terciptanya jawara batubara Indonesia… yang akan menjadi pemasok
batubara thermal terbesar ke China”, ujar Rothschild.
Pada tahun 2009, total impor batubara China mencapai 126 juta ton, atau
melonjak hingga 3 kali lipat dibandingkan tahun 2008. Selain batubara,
Rothschild juga mengincar sejumlah bahan tambang berharga lain di
Indonesia seperti tembaga, emas, bijih besi, timbal, molybdenum, seng.
Rothschild berharap bisa mendapatkan bahan-bahan tambang itu dari anak
usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yakni PT Bumi Resources Mineral
(BRM). Anak usaha ini juga akan memberi Vallar akses ke Afrika.
BRM sendiri juga akan segera mencatatkan sahamnya di lantai bursa dengan
harga saham ditetapkan sebesar Rp 635 per saham. Sejauh ini pemesanan
saham BRM telah mengalami kelebihan permintaan (over subscribe) mencapai
5 kali dengan pesanan senilai US$ 1 miliar. Selain memiliki 6 tambang,
BRM juga membawahi Bumi Resources Japan Company Ltd, perusahaan
pemasaran batubara dan mineral yang berdiri di bawah hukum negara
Jepang. Hingga 30 Juni 2010, total nilai aset BRM tercatat sebesar Rp
18,705 triliun.
Pendapatan BRM sebesar Rp 62,780 miliar pernah diperoleh dari bumi
Jepang. Pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp 413,758 miliar,
terutama disumbangkan dari dividen 18% yang diterima BRM dari NNT. Untuk
laba bersih tercatat sebesar Rp 174,686 miliar. Seperti diketahui, PT
Bakrie Brothers Tbk (BNBR) menggelar aksi korporasi menggemparkan dengan
melakukan tukar guling saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan Vallar
milik Rothschild, keluarga bankir terkaya di dunia. BNBR menandatangani
perjanjian jual beli dengan Vallar Plc untuk melepaskan 5,2 miliar
saham BUMI di Rp 2.500 untuk mendapatkan 90,1 juta saham baru Vallar,
dimana BNBR akan menerima 50,5 juta saham baru di Vallar seharga GBP 10
per saham. Rothschild juga mengambil alih 75% saham PT Berau Coal Energy
Tbk (BRAU). Harga akuisisi saham BRAU akan dilakukan pada Rp 540. PT
Bukit Mutiara, anak usaha Recapital Advisors melepaskan 75% sahamnya di
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) dan akan memperoleh dana tunai Rp 6,596
triliun dan 24,9% saham Vallar Plc, perusahaan milik keluarga
Rothschild.
Pelepasan 75% saham BRAU ini akan dilakukan melalui 2 cara. Sebesar 35%
saham BRAU akan dibayar tunai pada harga Rp 540 per saham senilai Rp
6,596 triliun, sedangkan 40% saham BRAU akan ditukar guling dengan 52,2
miliar saham Vallar Plc. Usai transaksi ini, BNBR akan menjadi induk
usaha Vallar Plc, sedangkan Vallar Plc akan menjadi pemegang 25% saham
BUMI.
Setelah transaksi, Vallar berganti nama menjadi Bumi Plc. Dengan
rampungnya transaksi dimaksud, Bakrie akan menjadi pemegang saham
terbesar pada Bumi PLC serta berhak menunjuk posisi-posisi kunci di
jajaran Direksi dan Manajemen Bumi PLC, khususnya posisi Chairman, CEO
dan CFO di Vallar.
Dengan demikian Bakrie akan secara langsung maupun tidak langsung
memegang kendali manajemen dan operasi di BUMI. Transaksi ini ditangani
oleh Credit Suisse sebagai penasihat keuangan BNBR. Secara tidak
langsung, grup Bakrie dan Recapital pemilik Berau akan ikut tercatat di
Bursa London.
Namun Rothschild lewat Vallar Plc ternyata punya ‘rencana busuk’,
sehingga rela berbuat demikian. Mereka mempunyai agenda besar untuk
menguasai perusahaan tambang dengan berbagai macam cara.
2011: Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies, Marwan Batubara
mengatakan, potensi kerugian negara dari kontrak karya pertambangan
dengan PT Freeport diperkirakan mencapai Rp 10.000 triliun. Marwan
mengklaim, PT Freeport selama ini hanya membayar royalti sebesar 1
persen. Padahal, sesuai aturan, PT Freeport harus membayar royalti
kepada pemerintah sebesar 3 persen. Selain itu, ada dugaan pajak yang
dibayarkan kepada pemerintah terlalu kecil dibandingkan dengan
keuntungan yang diperoleh perusahaan tambang Amerika itu.
Marwan Batubara menambahkan, kontrak karya pertambangan dengan PT
Freeport merupakan salah satu kontrak karya yang merugikan Indonesia.
Karena itu, pemerintah harus menegosiasi ulang kontrak karya tersebut.
Salah satu poin penting yang harus dimasukkan dalam negosiasi ulang
adalah penempatan wakil dari pemerintah Indonesia sebagai salah satu
direktur. Posisi ini penting agar Indonesia tidak selalu dirugikan dalam
setiap kebijakan yang diambil PT Freeport.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR, Chandra Tirta Wijaya mengatakan
penerimaan PT Freeport Indonesia yang mengoperasikan tambangnya di
Tembagapura, Papua masih tiga kali lipat lebih besar daripada penerimaan
pemerintah melalui pajak, royalti, dan dividen yang diberikan PT
Freeport selama ini. “Penerimaan pemerintah dari pajak, royalti, dan
dividen PT Freeport jauh lebih rendah dari yang diperoleh PT Freeport,”
kata Chandra di gedung DPR. Menurutnya, sejak tahun 1996 pemerintah
Indonesia hanya menerima 479 juta dolar Amerika Serikat, sedangkan
Freeport menerima 1,5 miliar dolar Amerika Serikat. Kemudian, di tahun
2005, pemerintah hanya menerima 1,1 miliar dolar Amerika Serikat.
Sedangkan pendapatan Freeport (sebelum pajak) sudah mencapai 4,1 miliar
dolar Amerika Serikat. Chandra menjelaskan, PT Freeport sejauh ini
hanya memberikan royalti bagi pemerintah senilai 1 persen untuk emas,
dan 1,5 persen-3,5 persen untuk tembaga. Royalti ini jelas jauh lebih
rendah dari negara lain yang biasanya memberlakukan 6 persen untuk
tembaga dan 5 persen untuk emas dan perak.
Yang jelas perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS),
Freeport-McMoran, sudah mengumumkan kondisi force majeure untuk
pengapalan produk pertambangan dari tambang emas dan tembaga di
Indonesia. Pengumuman kondisi force majeure itu, berarti Freeport bisa
menghindari denda biasanya karena gagal memenuhi kewajiban sesuai
kontrak. Masalah kerusuhan di Freeport sangat dimungkinkan juga tidak
jauh dari modus untuk memenangkan renegosiasi oleh Freeport.
Pada tahun ini juga, Eggi Sudjana, seorang pengacara dan mantan aktifis
HMI, menerbitkan buku “SBY Antek Yahudi-AS? Suatu Kondisional Menuju
Revolusi”. Dalam buku tsb, Eggi mengatakan:
*) Penandatanganan Joint Operating Agreement (JOA) Blok Cepu (15-3-2006) yang menetapkan ExxonMobil pada posisi puncak dalam organisasi pengelola Blok Cepu setelah sebelumnya juga dilakukan Kontrak Kerja Sama (KKS) pada 17-9-2005 (KKS memperpanjang keikutsertaan ExxonMobil dalam pengelolaan Blok Cepu hingga 2035) menunjukkan betapa kuatnya pengaruh Amerika Serikat dengan paham neoliberalisme dan kapitalisme mereka dalam percaturan ekonomi Indonesia.*) Freeport diperpanjang masa kontraknya selama 95 tahun ke depan di masa Presiden SBY yang mana hal ini dapat diduga sebagai salah satu bentuk kompensasi Pemerintah SBY kepada Amerika Serikat untuk didukung penuh menjadi Presiden Republik Indonesia, atau bertujuan agar tidak diganggu oleh jaringan Yahudi-Amerika Serikat selama SBY menjabat Presiden dan tetap langgeng menjadi antek Amerika Serikat?.*) Hampir seluruh sumber daya alam milik bangsa/rakyat Indonesia sudah tergadaikan. Dengan demikian, terjadilah kemiskinan struktural sebagai akibat dari kebijakan Pemerintah SBY yang bercirikan neoliberalisme dan kapitalisme serakah. Semua itu tentulah dibawah kendali Amerika Serikat melalui paham Kesepakatan Washington (Washington Consensus).
Intisari mengenai isi buku “SBY Antek Yahudi-AS?” karya Eggi Sudjana,
dapat dilihat melalui link
media.kompasiana.com/buku/2012/05/26/sby-antek-yahudi-as/.
Indonesian Capital Market Directory 2011 mencatat bahwa Vallar
Investments UK memiliki 29,18% saham BUMI resource. Masih tersisa 68,54%
saham public yang dapat diperebutkan oleh siapa saja. Terdapat beberapa
motif untuk menurunkan harga saham, diantaranya adalah menyebarkan isu
negatif ke pasar.
2012: Dan benar saja, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mendapat hantaman
serius dari bapaknya sendiri, Bumi Plc. Perusahaan investasi asal London
ini berniat mengaudit kinerja operasi dan keuangan BUMI karena
menemukan keganjalan. Banyak konspirasi yang melatarbelakangi aksi Bumi
Plc.
Salah satu yang paling santer terdengar, Rothschild sedang
‘bermain-main’ dengan anak usahanya di Indonesia ini untuk tujuan
tertentu. Langkah Bumi Plc, yang didalangi Rothschild, kabarnya dimulai
dari surat kaleng yang berasal dari Jakarta.
Surat tersebut menyebut adanya kejanggalan atas kinerja perusahaan batu
baranya di Indonesia. Bumi Plc langsung memberi pernyataan kepada publik
untuk melangsungkan audit investigasi. Sontak saja, saham Bumi Plc dan
BUMI langsung melorot pada awal pekan.
Analis PT Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya mengatakan, sebagai
perusahaan global dan tercatat di Bursa London, Bumi Plc seharusnya
tidak mengambil langkah terburu-buru. Apalagi sumbernya tidak relevan.
“Ini dari surat kaleng yang dikirim Jakarta. Ini ada apa? Menurunkan
harga BUMI dengan maksud apa?” kata Willy di Jakarta, Jumat (28/9/2012).
Pengumuman audit BUMI oleh Bumi Plc ini, lanjut Wily, menjadi sulit
‘dicerna’ mengingat awalnya Rothschild melalui Vallar Plc yang ngebet
masuk sebagai pemegang saham. “Rothschild pasti telah melalui proses uji
tuntas (due dilligence), dan jika menemukan kejanggalan tidak mungkin
perusahaan tetap nafsu membeli saham BUMI di 2010. Waktu ambil alih BUMI
tentu sudah melewati due dilligence. Masak nggak ketahuan, ada aspek
penyimpangan”, tambahnya.
Wily meminta investor tidak terpancing dan ikut menurunkan harga saham
BUMI. Tentu ada skenario besar dalam aksi Bumi Plc kali ini. “Selama
BUMI masih beroperasi, KPC tetap berproduksi tentu tidak masalah.
Investor harus jeli”, tegasnya.
Pengamat Ekonomi Universitas Pancasila, Agus S. Irfani mengatakan hal
senada. Agus menduga ada permainan dari Bumi Plc sendiri untuk
mendapatkan saham BUMI di harga rendah. “Logikanya begini, kalau pemilik
perusahaan melihat adanya penyelewengan, umumnya dilakukan peneguran
secara tertutup, karena memang selayaknya pemilik menjaga citra
perusahaannya. Dalam kasus ini, kenapa malah di-blow up ke publik
melalui media massa? Saya mencurigai ada permainan Bumi Plc sendiri
disini, untuk menurunkan harga saham BUMI lalu membelinya dari bawah”,
jelas Agus saat dihubungi. Menurut Agus, kemunduran CEO Bumi Plc, Ari
Saptari Hudaya menunjukkan bahwa benar sedang terjadi perselisihan
kembali antara kelompok usaha Bakrie dengan Rothschild di Bumi Plc. “Ini
mengingatkan kita Nathaniel Rothschild, pendiri Bumi Plc, sempat
berupaya take over posisi CEO beberapa waktu lalu. Rothschild ingin
mendepak orang-orang Bakrie dari Bumi Plc”, papar Agus.
Selama periode 19 – 24 September 2012, harga saham Bumi Plc anjlok tajam
hampir 200%. Penurunan tajam ini jauh lebih besar dari penurunan
harga-harga saham serupa di bursa London. Saham Xstrata, Rio Tinto,
Anglo American dan Glencore, masing-masing hanya turun 5,37%, 3,82%,
4,72% dan 3,02% pada periode yang sama. “Kelihatannya isu ini
dihembuskan untuk mendapatkan harga murah. Itu terlihat dari pemberitaan
terkini dari Bumi Plc yang berencana menjual kepemi-likannya di BUMI”,
jelas Agus.
Pada awal 2012, Freeport mengajukan perpanjangan kontrak (untuk ke
sekian kalinya) hingga 2041, padahal kontraknya baru akan habis 2021.
Sebagaimana diketahui bahwa tambang emas PT Freeport Indonesia di Papua
adalah yang terbesar di dunia, baik dari sisi luas area maupun produksi
per tahunnya. Menurut Thompson Reuters dan Metals Economics Group yang
dilansir CNBC (19/3/2012), tambang dengan luas 527.400 hektar itu pada
tahun 2011 lalu memproduksi emas sebanyak 1.444.000 ons atau 40.936 kg.
Menurut pihak Freeport, jumlah cadangan emasnya sekitar 46,1 juta troy
ounce. Bila dihitung dengan acuan harga emas sekarang yang sudah
menyentuh kisaran Rp 550.000 per gram, maka jumlah cadangan emas
Freeport itu mencapai Rp 1.329 trilyun.
Jubir HTI, Muhammad Ismail Yusanto mengatakan: “Beberapa tahun lalu saya
pernah berjumpa dengan salah seorang Vice President (VP) Freeport. Saat
itu ia menceritakan bahwa Freeport baru saja menginvestasikan 125 juta
USD (sekitar Rp 1,1 trilyun) untuk kegiatan pengembangan eksplorasi yang
dilakukan jauh keluar area kerja mereka sekarang ini hingga mencapai
puncak Soekarno.
Hasilnya, sangat mengejutkan. Di sana ditemukan emas yang kandungannya
jauh lebih besar dari apa yang mereka dapatkan selama ini yaitu 200.000
ounce emas/hari!
Tentu saja mereka tidak mau kehilangan peluang yang sangat menggiurkan
itu. Rencananya, mereka akan menggerus emas yang sangat melimpah itu
dengan metode penambangan bawah permukaan, alias tambang tertutup.
Bila itu dilakukan, tidak akan ada orang yang tahu, kecuali mereka yang ikut masuk ke dalam terowongan-terowongan itu.”
“Freeport-Mc MoRan Copper & Gold Inc., adalah perusahaan tambang
internasional yang bergerak di bidang produksi tembaga, emas, dan
molybdenum yang berkantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
Freeport adalah perusahaan publik penghasil tembaga terbesar di dunia,
produsen emas terbanyak di dunia, dan penghasil utama molybdenum (logam
yang digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk
kimia, dan produksi pelumas).
Freeport menguasai daerah pertambangan dengan kontrak jangka panjang
yang tersebar secara geografis di empat benua. Mulai dari pegunungan di
Papua, Indonesia, hingga gurun-gurun di barat daya Amerika Serikat,
gunung api di Peru, daerah penghasil tembaga tradisional di Chile, dan
peluang baru menggairahkan di Republik Demokrasi Kongo.
Freeport mengisi penuh gudang emasnya melalui beberapa anak perusahaan
utama yaitu PT Freeport Indonesia, Freeport-McMoRan Corporation, dan
Atlantic Copper. PT Freeport Indonesia (PT FI) beroperasi di kompleks
tambang Grasberg, daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika, Papua, yang
merupakan tempat pertambangan terluas di dunia dan penghasil tembaga
dan emas terbesar di dunia.
Tidak hanya itu, lokasi Grasberg sendiri berada di jantung suatu wilayah
mineral yang sangat melimpah, dimana kegiatan eksplorasi yang berlanjut
akan membuka peluang untuk terus menambah cadangan tembaga dan emas
yang berusia panjang kepada Freeport. Ini terbukti dengan rilis yang ada
di PT FI bahwa tambang Grasberg mengandung cadangan tembaga yang dapat
diambil terbesar di dunia dan cadangan tunggal emas terbesar di dunia.
Dengan kandungan emas yang besar di Papua tersebut, pemerintah hanya
mendapatkan 9,36 persen saham. Sedangkan untuk menaikkan kepemilikan
saham di Freeport, pemerintah terbentur dengan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 20 Tahun 1994 tentang kepemilikan saham dalam perusahaan yang
didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA), yang dibuat pada era
Orba ala Soeharto. Dimana dalam PP tersebut menerangkan bahwa
perusahaan asing tidak diwajibkan untuk mendivestasikan sahamnya. Hal
ini berbeda dengan yang berlaku pada PT Newmont Nusa Tenggara (NNT),
dimana PT NNT diwajibkan mendivestasikan sahamnya kepada pemerintah
Indonesia, walaupun tetap dengan harga pasar.
Dengan demikian, walaupun Freeport masih menjadi pemasok utama logam di
dunia hingga puluhan tahun kedepan, pemerintah tetap tidak mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Selain itu selaku pemimpin industri logam,
Freeport memiliki keahlian dalam teknologi produksi untuk menghasilkan
logam tembaga, emas, perak dan molybdenum; dimana semua teknologi
tersebut diolah melalui pabriknya yang berada di negara asal Freeport
yaitu Amerika Serikat.
Hal ini membuat negara asal tambang seperti Indonesia hanya menjadi
tempat pengambilan bahan baku saja, sedangkan keuntungan besar dari
industri pengolahannya yang menyerap banyak tenaga kerja, transfer
teknologi, dan keuntungan dari penjualan bahan jadi, tidak dapat
dinikmati. Bahkan informasi hasil produksi utamanya yaitu emas, tidak
dapat diketahui persisnya sama sekali, terserah pada laporan Freeport
saja, sedangkan pemerintah “terpaksa” menerima, dan rakyatnya “dipaksa”
pemerintah untuk diam”.
Rentetan kejadian diatas menunjukkan bagaimana Rothschild beserta
konco-konconya, telah menguasai Indonesia dalam bidang ekonomi, bahkan
telah merambah bidang agama. Ini terlihat pula dari pernyataan ustadz
Zulkarnain El-Madury tentang Nahdlatul Ulama (NU) yang merupakan ormas
Islam terbesar di Indonesia.
Dalam statusnya di FB, ustadz Zulkarnain El-Madury mengatakan:
“Kalau NU harus hidup dari ketiak Israel, itu tentunya sangat memalukan.
Ada dua lembaga NU yang pernah menjadi simbol pluralisme model NU,
untuk bisa bertahan hidup dan tetap makan serta agar dipandang loyal.
Gus Dur semasa hidupnya pernah kerjasasama dengan Israel, mendirikan
Yayasan Simon Peres (nama mantan PM Israel), yang sekarang dilanjutkan
anak- anaknya. Ini yang benar benar Yahudi. Bahkan pada masa
pemerintahannya, Gus Dur bersikeras kerjasasama dan ingin membuka
kedutaan di kedua belah pihak. Gus Dur pun menuduh Muslim yang tidak
setuju sebagai manusia yang tidak berbudaya.
Yeni Wahid dengan kelompoknya mendirikan Wahid Institute., Wahid
Institute yang sengaja didirikan untuk membela non Muslim mendapat
dukungan dana dari Yahudi. Ini tentunya sebuah kejahatan seorang muslim
atas nama Islam. Karena Wahid Institute adalah sebuah lembaga yang
kerjanya mengacak-ngacak Islam, melindungi gereja, dan kerjasama dengan
kelompok-kelompok non Muslim, serta merendahkan Islam. Wahid Institute
ini menjadi lembaga obral janji kepada Non Muslim, dan selalu mengambil
hati Non Muslim.”
Demikianlah sejarah “kotor” Dinasti Rothschild. Informasi tentang
Rothschild tersebut, sementara sebagiannya lagi diperoleh dari berbagai
sumber, seperti buku “The Synagogue of Satan” karangan Andrew C.
Hitchcock, serta e-book “Sejarah Dinasti Rothschild” yang dapat diunduh
gratis di: http://www.mediafire.com/?xcx2lzlu11hddxn.
sumber yasirmaster.blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar