Jumat, 30 November 2012

Israel dan AS Acuhkan Pengakuan PBB terhadap Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas (tengah) dan Menteri Luar Negeri Palestina Reyad al-Maliki (kanan) menyambut penetapan Palestina sebagai negara pemantau nonanggota di PBB, yang berarti pengakuan secara de facto terhadap Palestina sebagai negara dalam sidang Majelis Umum PBB ke 67 di markas PBB di New York, AS, Kamis (29/11) waktu setempat.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (tengah) dan 
Menteri Luar Negeri Palestina Reyad 
al-Maliki (kanan)(sumber: EPA/ANDREW GOMBERT)

"Pengumuman akbar hari ini akan segera lenyap dan warga Palestina akan terbangun besok dan menemukan hanya sedikit dari hidup mereka yang berubah," Susan Rice

Amerika Serikat dan Israel mengacuhkan peningkatan status Palestina menjadi negara berdaulat yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengatakan bahwa perubahan itu tidak akan banyak mengubah praktek bernegara sehari-hari. Itu justru akan membuat prospek perdamaian antara dua negara semakin kecil.

Sikap dua sekutu kental itu melawan arus dunia yang segera menyatakan dukungan terhadap Palestina yang telah diterima sebagai negara pemantau nonanggota di PBB dalam voting yang digelar Majelis Umum pada Kamis (29/11) di New York, AS.

Inggris misalnya, meski abstain dalam voting itu, tetapi bersama Prancis menyatakan dukungan terhadap keputusan itu dan meminta Israel dan Palestina untuk segera melanjutkan pembicaraan damai dengan Israel.

Sementara itu Vatikan segera menyatakan dukungannya terhadap Negara Palestina dan menegaskan bahwa hasil voting itu menunjukan kerinduan dari komunitas internasional dan Tahta Suci untuk menyelesaikan konflik Israel - Palestina.

"Perdamaian membutuhkan keputusan yang berani," tegas Vatikan dalam pernyataan resminya.

Tetapi diplomat-diplomat AS memperingatkan warga Palestina bahwa mereka sebenarnya hanya mendapat "angin surga" dan Israel tampak sulit melanjutkan hidup demi mengetahui keputusan dunia itu.

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu bahkan mengecam pidato Presiden Palestina Mahmud Abbas yang diutarakan di depan Majelis Umum PBB sebeleum voting digelar.

"Dunia sudah menyaksikan sebuah pencemaran dan pidato penuh racun yang dijejali oleh propaganda palsu terhadap IDF (militer Israel) dan warga Israel," tegas Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Duta Besar AS untuk PBB tidak mau ketinggalan. Dia meramalkan kegembiraan warga Palestina menyambut keputusan PBB itu tidak akan berlangsung lama.

"Pengumuman akbar hari ini akan segera lenyap dan warga Palestina akan terbangun besok dan menemukan hanya sedikit dari hidup mereka yang berubah, membuat prospek perdamaian jangka panjang surut," ramal Rice.

"Resolusi ini tidak menjadikan Palestina sebagai sebuah negara," ujar Rice menegaskan fakta bahwa Palestina belum diterima sebagai anggota PBB.

Menurut Rice hanya melalui negosiasi langsung antara dua negara, perdamaian baru bisa dicapai.

Pendapat AS diulang kembali oleh Netanyahu di Yerusalem.

"Keputusan di PBB hari ini tidak akan mengubah apa pun. Tidak akan mendukung pendirian negara Palestina, (tetapi) hanya akan membuat cita-cita itu semakin jauh," tegas Netanyahu.

"Tangan Israel selalu menjangkau perdamaian tetapi sebuah negara Palestina tidak akan terwujud tanpa pengakuan dari Israel sebagai negara dari bangsa Yahudi," imbuh dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...