Ledakan bom mobil,
Rabu (28/11)meluluhlantakan
distrik Jaramana, Damaskus yang dihuni
komunitas minoritas Druze dan Kristen Suriah.
(sumber: AFP)
Dua bom mobil mengguncang Damascus, ibu kota Suriah Rabu (28/11) mengakibatkan 34 orang tewas. Ledakan itu menghantam wilayah selatan Jaramana, tempat tinggal banyak warga minoritas Druze dan Kristen di Suriah.
Media-media pemerintah juga melaporkan serangan bom terjadi kota Bosra al Sham, dekat Deraa, kota tempat demonstrasi damai menentang rezim Bashar al Assad berlangsung pada Maret 2011.
Dalam laporan itu juga
disebutkan sejumlah "teroris" tewas tertembak dekat Damaskus ketika
sedang berusaha memasang bom mobil.
Pemerintah menyatakan 34 orang tewas dalam ledakan di Damaskus tanpa menjelaskan berapa korban yang jatuh di Bosra al Sham. Pemerintah Suriah sangat membatasi kebebasan media di negara itu sehingga sulit untuk memverifikasi laporan tersebut.
Tetapi menurut lembaga pemantau hak asasi manusia di Suriah sekitar 47 orang tewas dalam serangan bom yang juga disusul oleh dua serangan bom lebih kecil di wilayah yang sama. Sekitar 83 orang terluka dalam serangan itu.
Serangan itu merupakan pukulan bagi pemerintah Suriah yang gagal membendung pasukan pemberontak, yang dalam dua pekan berhasil merebut markas militer di seluruh Suriah, memaksa Assad melepaskan kendalinya di wilayah timur dan utara negeri itu.
Warga di Jaraman mengatakan para pemberontak memang sedang terlibat ketegangan dengan para tetua Druze di wilayah itu. Para pemberontak memang dilarang untuk beroperasi di distrik itu oleh para warga Druze.
"Ketengan terus terjadi antara tetua Druze dengan para pemberontak, dan kini selalu ada tiga atau empat ledakan setiap minggu," kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada Reuters.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, menjelaskan bahwa bom itu diletakan oleh teroris dan menuduh kelompok pemberontak Suni yang di belakang serangan itu.
"Siapa yang diuntungkan dari ini? Katakanlah siapa yang diuntungkan dari ini? Amerika, Israel, Qatar?" ucap seorang lelaki kepada saluran televisi Suriah dengan penuh sesal.
Televisi itu juga menunjukan reruntuhan bangunan dan pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api di dua mobil yang kini berubah hitam karena terbakar. Sementara itu genangan darah terlihat di jalanan.
Sebagian besar negara besar di dunia, seperti Inggris, Prancis, dan negara-negara teluk mengecam Assad dan sebaliknya mendukung Koalisi Nasional Suriah sebagai pemerintah yang sah.
Tetapi Assad punya sekutunya sendiri, terutama Iran dan Rusia yang menyediakan pasokan militer kepada Suriah.
Pemerintah menyatakan 34 orang tewas dalam ledakan di Damaskus tanpa menjelaskan berapa korban yang jatuh di Bosra al Sham. Pemerintah Suriah sangat membatasi kebebasan media di negara itu sehingga sulit untuk memverifikasi laporan tersebut.
Tetapi menurut lembaga pemantau hak asasi manusia di Suriah sekitar 47 orang tewas dalam serangan bom yang juga disusul oleh dua serangan bom lebih kecil di wilayah yang sama. Sekitar 83 orang terluka dalam serangan itu.
Serangan itu merupakan pukulan bagi pemerintah Suriah yang gagal membendung pasukan pemberontak, yang dalam dua pekan berhasil merebut markas militer di seluruh Suriah, memaksa Assad melepaskan kendalinya di wilayah timur dan utara negeri itu.
Warga di Jaraman mengatakan para pemberontak memang sedang terlibat ketegangan dengan para tetua Druze di wilayah itu. Para pemberontak memang dilarang untuk beroperasi di distrik itu oleh para warga Druze.
"Ketengan terus terjadi antara tetua Druze dengan para pemberontak, dan kini selalu ada tiga atau empat ledakan setiap minggu," kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan kepada Reuters.
Kantor berita resmi Suriah, SANA, menjelaskan bahwa bom itu diletakan oleh teroris dan menuduh kelompok pemberontak Suni yang di belakang serangan itu.
"Siapa yang diuntungkan dari ini? Katakanlah siapa yang diuntungkan dari ini? Amerika, Israel, Qatar?" ucap seorang lelaki kepada saluran televisi Suriah dengan penuh sesal.
Televisi itu juga menunjukan reruntuhan bangunan dan pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api di dua mobil yang kini berubah hitam karena terbakar. Sementara itu genangan darah terlihat di jalanan.
Sebagian besar negara besar di dunia, seperti Inggris, Prancis, dan negara-negara teluk mengecam Assad dan sebaliknya mendukung Koalisi Nasional Suriah sebagai pemerintah yang sah.
Tetapi Assad punya sekutunya sendiri, terutama Iran dan Rusia yang menyediakan pasokan militer kepada Suriah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar