Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) (Reynold Sumayku/NGI)
Meski menambah kekayaan keanekaragaman hayati Kalimantan, penambahan spesies ini memiliki sisi buruk tersendiri.
Dua subspesies kukang yang ditemukan di Kalimantan, Nycticebus bancanus dan Nycticebus borneanus, yang tadinya dikira masuk spesies Nycticebus menagensis, ternyata tiga spesies yang berbeda. Ditambah satu spesies lagi, Nycticebus kayan, jenis yang sebelumnya belum dikenali.
N. kayan adalah spesies baru yang belum dikenali. Spesies
ini ditemukan di tengah-timur dataran tinggi Kalimantan. Namanya diambil
dari sungai setempat, Kayan, di Kalimantan Timur.
Sedangkan N. bancanus bisa ditemukan di bagian barat daya Kalimantan dan memiliki kekhasan warna bulu. Lain lagi dengan N. borneanus yang hidup di bagian tengah selatan Kalimantan dengan wajah gelap dan kontras.
Keempat spesies ini dibagi berdasarkan perbedaan bentuk wajah. Demikian hasil pemaparan dalam jurnal American Journal of Primatology, Sabtu (15/12).
Rachel Munds, pemimpin penelitian ini menyebut, beberapa spesies
memang tidak bisa dikenali karena sering kali dimasukkan bersama ke
dalam satu spesies.
"Sementara jumlah spesies primata bertambah dua kali lipat dalam 25
tahun terakhir, beberapa spesies nokturnal (beraktivitas pada malam
hari) tetap tersembunyi bagi ilmu pengetahuan," ujar Munds.
Meski menambah kekayaan keanekaragaman hayati Kalimantan, penambahan
spesies ini memiliki sisi buruk tersendiri: risiko terancam punah akan
jadi lebih besar.
Namun sisi baiknya, saat ada empat spesies primata seperti ini yang
terancam punah, maka akan lebih banyak perhatian tersita dari gerakan
konservasi.
Kukang merupakan spesies yang tersebar di Asia Tenggara dan Selatan,
termasuk Indonesia. Sayangnya mata besar, tubuh mungil, dan muka lucu
kukang menjadi senjata yang berbalik menyerang jumlah populasi mereka.
Pasalnya, kukang kerap dijadikan hewan peliharaan. Jika Anda warga
Jakarta, sering melihat hewan ini dijual di pasar Jatinegara, Jakarta
Timur. Pada hari kerja, dijual 10 - 20 ekor kukang. Sementara pada akhir
pekan, jumlahnya meningkat, antara 30 - 40 ekor.
Ini membuat kukang dilindungi payung Convention on International
Trade in Endangered Species (CITES – Convention on International Trade
in Endangered Species).
(Zika Zakiya. Sumber: Scientific American, Red Orbit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar