Penemuan potongan kertas papirus kuno baru-baru ini menguak
kehebohan. Papirus itu memuat pernyataan Yesus dan Maria Magdalena
adalah sepasang suami istri.
Isi dalam papirus berukuran 8x4 sentimeter itu tentu saja berlawanan
dengan keyakinan seluruh umat Nasrani, yakni Yesus melajang seumur
hidupnya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Rabu (19/9).
Profesor Karen King dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, tengah
meneliti keaslian naskah kuno itu. Dia memperlihatkan papirus bersejarah
itu di depan peserta konferensi internasional mengenai Koptik di Ibu
Kota Roma, Italia.
"Ini menunjukkan kehidupan perkawinan dilakukan Yesus seakan menjadi
tiruan kenyataan Tuhan. Ini bisa mengubah nilai spiritualisme
sebenarnya," ucapnya.
Dugaan Yesus menikah itu berdasarkan sebuah ungkapan di papirus itu.
Yesus menyebut 'istriku' saat berbicara dengan murid-muridnya. Kata itu
merujuk kepada Maria Magdalena.
Dalam sebuah kalimat, Yesus membela Maria Magdalena dari beberapa
kritikan. Yesus menyatakan akan menjadikan Maria sebagai muridnya. Dua
baris berikut, Yesus mengutarakan kepada para muridnya dia akan tinggal
bersama Maria Magdalena.
Jika terbukti Yesus mengawini Maria Magdalena, ini bakal menghantam
kepercayaan kaum Kristen yang menuding maria Magdalena sebagai pelacur.
Profesor King berspekulasi naskah papirus itu sebagai injil dari istri
Yesus. Injil itu kemudian tidak dimasukan ke dalam susunan injil
Kristiani karena gagasannya bertentangan dengan keyakinan umat nasrani.
Naskah papirus kuno menyebut Yesus menikahi Maria Magdalena itu telah
dijadikan penulis Dan Brown untuk membuat buku kontroversial berjudul
the Da Vinci Code.
Daily Mail | Merdeka
Profesor Harvard: Beberapa Umat Kristen Percaya Yesus Menikah
Beberapa orang Kristen awal percaya bahwa Yesus sendiri menikah,
ujar seorang profesor Harvard mengatakan kepada Kongres Internasional
Studi Koptik ke-10, Harvard Gazette melaporkan pada Selasa.
Profesor Karen King, yang mengajar di Harvard Divinity School, mengumumkan adanya sebuah teks dalam bahasa Koptik kuno yang ditulis di papirus (tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno) termasuk kata-kata: “Yesus berkata kepada mereka, istri saya.”
“Tradisi Kristen sudah lama berpendapat bahwa Yesus tidak menikah, meskipun tidak ada bukti sejarah yang dapat diandalkan untuk mendukung klaim itu,” katanya kepada kongres di Roma.
“Gospel baru ini tidak membuktikan bahwa Yesus pernah menikah, namun memberitahu kita bahwa seluruh pertanyaan ini hanya datang sebagai bagian dari perdebatan gencar tentang seksualitas dan perkawinan.
“Dari awal, orang Kristen tidak sependapat tentang apakah lebih baik tidak menikah, tapi setelah lebih dari satu abad setelah kematian Yesus baru mereka mulai mempertanyakan ulang status perkawinan Yesus untuk mendukung posisi mereka,” tambahnya.
Referensi terhadap pasangan hidup di dunia bagi Kristus pasti tidak sejalan dengan apa yang banyak orang Kristen percaya, tetapi keyakinan umum tersebut tidak terdokumentasi, King menekankan.
“Keempat kata yang muncul di fragmen tersebut diterjemahkan menjadi ‘Yesus berkata kepada mereka, istri saya,’” laporan itu melanjutkan.
Kata-kata, yang ditulis dalam bahasa Koptik, bahasa orang Kristen Mesir, berada pada sebuah fragmen papirus dengan besar sekitar 3,8 cm sampai 7,6 cm, katanya.
Sementara beberapa ahli setuju bahwa kata-kata di papirus coklat kekuningan itu autentik, namun, “penilaian akhir (keaslian) fragmen berdasar pada pemeriksaan oleh rekan-rekan dan pengujian lebih lanjut, terutama dari komposisi kimia dari tinta,” menurut King.
Profesor Karen King, yang mengajar di Harvard Divinity School, mengumumkan adanya sebuah teks dalam bahasa Koptik kuno yang ditulis di papirus (tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno) termasuk kata-kata: “Yesus berkata kepada mereka, istri saya.”
“Tradisi Kristen sudah lama berpendapat bahwa Yesus tidak menikah, meskipun tidak ada bukti sejarah yang dapat diandalkan untuk mendukung klaim itu,” katanya kepada kongres di Roma.
“Gospel baru ini tidak membuktikan bahwa Yesus pernah menikah, namun memberitahu kita bahwa seluruh pertanyaan ini hanya datang sebagai bagian dari perdebatan gencar tentang seksualitas dan perkawinan.
“Dari awal, orang Kristen tidak sependapat tentang apakah lebih baik tidak menikah, tapi setelah lebih dari satu abad setelah kematian Yesus baru mereka mulai mempertanyakan ulang status perkawinan Yesus untuk mendukung posisi mereka,” tambahnya.
Referensi terhadap pasangan hidup di dunia bagi Kristus pasti tidak sejalan dengan apa yang banyak orang Kristen percaya, tetapi keyakinan umum tersebut tidak terdokumentasi, King menekankan.
“Keempat kata yang muncul di fragmen tersebut diterjemahkan menjadi ‘Yesus berkata kepada mereka, istri saya,’” laporan itu melanjutkan.
Kata-kata, yang ditulis dalam bahasa Koptik, bahasa orang Kristen Mesir, berada pada sebuah fragmen papirus dengan besar sekitar 3,8 cm sampai 7,6 cm, katanya.
Sementara beberapa ahli setuju bahwa kata-kata di papirus coklat kekuningan itu autentik, namun, “penilaian akhir (keaslian) fragmen berdasar pada pemeriksaan oleh rekan-rekan dan pengujian lebih lanjut, terutama dari komposisi kimia dari tinta,” menurut King.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar