Kamis, 22 November 2012

Greenpeace Temukan Kimia Berbahaya di Sejumlah Label Fashion

Seorang model tampil dalam fashion show bertema
Seorang model tampil dalam fashion show bertema
 "racun" yang diadakan Greenpeace di Beijing.
(sumber: AFP)

Terdapat sekitar 89 garmen yang terdeteksi mengandung nonylphenol ethoxylates (NPE).

Dua pertiga industri garmen kelas atas yang diteliti oleh Greenpeace ternyata memiliki kandungan kimia yang berbahaya, demikian yang dinyatakan kelompok tersebut sambil menyoroti temuannya dengan sebuah fashion show bertema “racun” di Beijing.

Kelompok kampanye lingkungan ini mendorong para pemilik label fashion untuk berjanji untuk tidak melakukan pembuangan kandungan-kandungan kimia yang berbahaya hingga 2012, dan meminta para penyedia bahan untuk mempublikasikan semua unsur kimia berbahaya apa pun yang mereka keluarkan ke lingkungan.


Greenpeace mengatakan mereka menginvenstigasi 141 perusahaan garmen dari 20 label fashion global yang dibeli di 29 negara dan wilayahnya pada April 2012 untuk menguji kandungan kimia yang kemungkinan merusak lingkungan atau kesehatan manusia.

Pakaian-pakaian ini dibuat di setidaknya 18 negara, kebanyakan di bagian negara-negara berkembang, menurut Greenpeace. Sampel-sampel yang diuji termasuk jins, celana, kaus T, rok, dan pakaian dalam.

Tes ini menemukan bahwa 89 garmen mengandung “level yang terdeteksi” dari nonylphenol ethoxylates (NPE), yang dinyatakan bisa memecah menjadi hormon yang mengandung unsur kimia yang menganggu.

“Meskipun sangat kecil, namun kuantitas kumulatif dari substansi itu seperti NPE di satu potong pakaian, yang secara legal diizinkan, masih tetap merusak,” ujar kelompok itu.

Di fashion show di Beijing, seorang model tampil dengan celana bermotif macan tutul membawa kantung infus dengan perekat oranye, sementara yang lainnya dengan mengenakan bustier (semacam korset) warna gading, mengenakan penahan leher besar dan masker wajah.

Model lainnya dengan bedak hitam di sekeliling matanya seperti terkena tonjok, berpose meringis dengan tangannya digendong seperti ketika seseorang harus melakukan terapi setelah patah tulang.

“Label-label fashion besar mengubah kita semua menjadi korban fashion dengan menjual kepada kita pakaian-pakaian yang mengandung unsur kimia berbahaya yang berkontribusi pada polusi air yang beracun di seluruh dunia, baik ketika mereka membuatnya dan mencucinya,” kata Li Yifang, aktivis senior untuk Greenpeace Asia Timur.

Laporan ini berjudul "Toxic Threads: The Big Fashion Stitch-Up", juga menyatakan bahwa “level tinggi phthalate yang beracun” ditemukan di empat produk dan “amonia penyebab kanker dari penggunakan bahan pencelup azo” ditemukan di dua produk.

“Sebagai pemain global, label-label fashion memiliki kesempatan untuk bekerja pada solusi global untuk mengelinisi penggunaan substansi berbahaya melalui lini produk mereka dan untuk mendorong perubahan dalam praktik-praktik jaringan penyalur mereka,” kata laporan ini.

“Ketika fashion makin mengglobal, dan makin banyak konsumen di seluruh dunia menjadi korban fashion yang memberi kontribusi pada polusi dunia, seharusnya hal itu bisa dicegah,” kata Li.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...